Jepara, suaragardanasional.com | Hidup bukan tentang bagaimana kita menghindari kesedihan atau mengejar kebahagiaan semata. Hidup adalah tentang bagaimana kita tersadar di tengah-tengah keseimbangan semesta yang telah ditetapkan oleh-Nya—dengan segala bentuknya yang berpasang-pasangan.
Refleksi Rohani
Sesungguhnya, dunia ini telah dirancang dengan putaran yang sangat adil.
Ada siang, ada malam.Ada yang cocok, ada yang tidak.Ada yang untung, ada pula yang rugi.
Ada tawa, ada tangis.Ada datang, ada pergi.
Semuanya hadir dalam keseimbangan yang tak bisa kita tolak, karena itulah kehendak-Nya.
Bukan tugas manusia untuk melawan kenyataan. Yang seharusnya kita lakukan adalah tersadar—bahwa hidup bukan tentang mengganti kehendak alam, melainkan menyadari bahwa semua ini adalah bagian dari rancangan suci.
Beruntunglah manusia yang dibukakan kesadarannya,yang bisa melihat dengan mata hati,
bahwa apa yang sedang terjadi bukan kebetulan, melainkan undangan dari Sang Pencipta untuk mengenal diri dan mengenal-Nya lebih dalam.
Kesadaran itu adalah bangun dari tidur panjang, tidur yang membuat kita lupa siapa diri kita sebenarnya,dan lupa bahwa dunia ini bukan tempat menetap- melainkan tempat menempa.
Maka yang harus kita lakukan adalah:
berbenah diri.Menjernihkan pikiran, menata hati, dan menyelaraskan tindakan agar tidak bertabrakan dengan irama semesta.
Peliharalah ketenteraman batin.Tenangkan gejolak ego. Pahami bahwa kehendak-Nya adalah yang paling benar, meski tak selalu mudah diterima oleh nalar dan rasa. Karena pada akhirnya, tak ada yang lebih tinggi dari kebenaran-Nya. Dan tak ada yang lebih damai daripada tunduk dalam kesadaran bahwa
“Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.”
Refleksi ini bukan untuk dihafalkan,tapi untuk dirasakan.Bukan untuk didengar saja, tapi untuk dijalani.Karena spiritual sejati bukan sekadar ilmu, tapi laku hidup yang menyatu dalam kesadaran.
Karya: Tri Budi Cahyono
(Hani K/ Budi)