Ambarawa, suaragardanasional.com | Kekayaan Nusantara sangat menakjubkan. Maka tak heran Budaya Nusantara menjadi acuan peri kehidupan sosial yg tak ada jua di muka Bumi. Budaya Nusantara sepatutnya untuk terus digaungkan, agar nilai-nilai 'budaya timur" Selalu terjaga.
Tradisi Sya'ban berupa festival serabi ini kembali di gelar setelah 20 tahun vacum, ucapan pak plt camat Ambarawa Darwanto Laksono S.STP, M.M, maka kedepan setiap tahun menjadi keharusan dirayakan karena antusiasme semangat masyarakat sangat luar biasa , terbukti malam hari ini lokasi Ngampin dipenuhi ribuan warga.
Acara yg di laksanakan 15 feb 2025 bertepatan dengan 16 Sya'ban, di kelurahan desa ngampin AMBARAWA, dihadiri forkompincam, disdik pora, dispar, diskominfo, budayawan, DPRD dan ribuan pengunjung memadati lokasi dan sepanjang jalan di lokasi tsb. Malam itu perjalanan Ambarawa-Jambu sempat terjadi kemacetan.
Serabi mulai di jajakan di pinggir jalan (Ambarawa-Jambu) sejak th 1990 baru satu dua orang, kini ada 80 orang penjaja dengan lapak kecil 2x2M dengan tungku, wajan kecil dari tanah liat, yg tergabung dalam paguyuban Serabi Mekar Lestari.
Malam itu 500 serabi klasik di sajikan oleh inisisasi paguyuban untuk mas umum, yg habis dalam sekejap (5 menit) karena tumpah ruah nya pengunjung.
Serabi konon dari sebuah cerita rakyat jelata, dikarenakan keterbatasannya, untuk makan saja tidak cukup, maka hanya dari beras dan kelapa di tumbuk ditambahkan air, kemudian di masak goreng sangan menggunakan tungku dan wajan dari tanah liat. Rasa guruh khas wajan tanah, bentuk dan sajian menjadi ikonik makanan tradisional yg melegenda di Nusantara. (BP)
