Hadik Jadi Buron Pasca Gagal Di Pilbup Temanggung

PETAHANA MENGHILANG : Calon bupati yang juga petahana, Al Khadziq atau Hadik diduga menghilangkan diri pasca hari H pencoblosan Pilbup Kabupaten Temanggung 2024. Hadik terakhir terlihat (foto) di rumahnya, Desa Greges, Kecamatan Tembarak, beberapa hari sebelum pencoblosan. Foto : Dokumen SGN.



Temanggung, suaragardanasional.com -  Petahana Bupati Temanggung yang menjadi salah satu calon bupati pada Pilbup Temanggung 2024, Al Khadziq, menghilang dari kediamannya di Desa Greges, Kecamatan Tembarak. Pria yang akrab disapa Hadik ini, pada Pilbup 27 November lalu terjun bebas perolehan suaranya, hanya 13 persen. Diisukan, Hadik melarikan diri dan membawa dana Pilbup dari pasangannya cawabup Bimo Alugoro senilai miliaran rupiah.


Di kediaman Hadi di Greges nampak sepi tak seorangpun ada di rumah yang biasanya menjadi posko kemenangan Hadik-Bimo tersebut. Deretan mobil jeep yang biasanya terparkir di halaman rumah, tak nampak lagi. "Kog kami sudah tidak pernah ketemu Pak Hadik setelah hari coblosan. Rumahnya sepi sejak itu," ungkap salah seorang warga sekitar rumah Hadik, Senin (2/11/2024).


Puncak Pilbup Kabupaten Temanggung 2024 menghasilkan kemenangan perolehan suara bagi paslon nomor 01 Adadia (Agus Setyawan - Nadia Muna) yang diusung PDIP, PPP, Hanura dan PKS. Adadia 47 persen. Diurutan kedua perolehan suara, ditorehkan paslon nomor 02 Bowo -Fuad yang diusung Gerindra, PKB, Demokrat dan PS sebesar 40 persenI. Nasib buruk menimpa  paslon petahana nomor 04 Hadik-Bimo yang disengkuyung Golkar, PAN, Nasdem, paslon ini nyungsep di perolehan suara 13 persen. Pada Pilbup 2024 ini jumlah surat suara rusak sangat tinggi.


Hadik yang juga Ketua DPD Golkar Kabupaten Temanggung diduga melarikan diri dari Kabupaten Temanggung. Dari penuturan sejumlah anggota timsesnya, mengungkapkan, kegagalan Hadik-Bimo sudah dirasakan saat H-1 pencoblosan. "Timses di tingkat kordes sudah kesulitan mengakses Pak Hadik. Ponselnya tidak bisa digubungi. Dana pilbup yang sedianya dibagikan untuk serangan fajar, tidak turun ke kordes. Kami bingung diamuk warga yang sudah kami minta datanya per RT," kata Oni (55).


Ditambah, sinyalemen kekalahan Hadik-Bimo pada pilbup disebabkan oleh rendahnya kepercayaan publik pada figur petahana yang menyimpan banyak kasus kompleks, maladministrasi dan malpraktek program, seperti proyek Sabuk Gunung, program raskin dan sebagainya. 


Di kalangan birokrat Pemkab Temanggung sendiri, Hadik sudah meninggalkan luka yang belum kering. Kebijakannya mencopot dan menempatkan pejabat, ditengarai adalah  bentuk praktek jual beli jabatan yang ramai diperbincangkan publik. Di masyarakat, janji-janjinya di masa kampanye Pilbup 2019 tidak ditepatinya. Kalaupun sekarang kondisi runyam menimpa Hadik, barangkali itu sebuah karma politik. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top