Proyek Prasarana Air Jumprit Mandek Di Tengah Jalan

PROYEK KEMENPUPR MANDEK : Proyek peningkatan prasarana air Kabupaten Temanggung TA 2024 mandek ditengah perjalanan. Belum dipastikan apa penyebabnya. Proyek dari dana APBN itu dimensngkan tendernya oleh PT Aulia Berlian Konstruksi dari Jakarta dengan nilai Rp 2,6 miliar. Foto : Hery Setyadi


Temanggung, suaragardanasional.com - Satu lagi proyek KemenPUPR di Kabupaten Temanggung menuai masalah. Proyek peningkatan prasarana air di Kawasan Umbul Jumprit terbengkelai di tengah jalan. Proyek ini didanai uang negara sebesar Rp 2.560.000.000 dan diduga pendanaannya mengalami kemacetan.


Dari penelusuran di lokasi proyek, tidak diketemukan aktivitas pembangunan lagi selama tiga pekan terakhir. "Kami sudah diliburkan garap proyek. Kabarnya dananya tidak cair lagi," kata salah satu pekerja bangunan setempat yang enggan disebutkan identitasnya, Sabtu (2/11/2024). Di beberapa bagian lokasi proyek masih berserakan material bangunan. Namun tak ada satupun tenaga kerja berada di lokasi proyek yang saat ditenderkan senilai Rp 3.200.000.000 tersebut.


Dalam laman KemenPUPR, proyek yang didanai APBN itu tendernya dimenangkan oleh PT Aulia Berlian Konstruksi dari Jakarta. Pembangunan peningkatan prasarana air di Kawasan Umbul Jumprit semula bertujuan untuk menunjang ketersediaan sumber daya air bagi masyarakat. Dengan terbengkelainya proyek ini, dampaknya ribuan masyarakat terkena akibat dan kesulitan air bersih. 


Pihak PT Aulia Berlian Konstruksi tidak memiliki perwakilan di Kabupaten Temanggung, sehingga kesulitan dimintai keterangan soal terbengkelainya proyek yang menyerap tenaga kerja lokal tersebut. Puluhan pekerja bangunan dipastikan menganggur setelah proyek mandek di tengah jalan.


Dari sejumlah keterangan sumber, Satker paket pekerjaan proyek itu dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Progo di Yogyakarta. Selain proyek di Kawasan Umbul Jumprit, proyek BBWS Serayu-Opak di Sungai Galeh Parakan juga bermasalah yakni terjadi penyalahgunaan material batu dan pasir dari sungai, padahal dalam RAB proyek tersebut tercantum ratusan juta uang milik negara yang dianggarkan.

Atas mandeknya proyek di Jumprit ini menimbulkan kecurigaan publik, mengenai tidak transparannya pelaksanaan proyek dalam naungan KemenPUPR di daerah. Tidak adanya perwakilan atau kantor sementarar PT Aulia Berlian Konstruksi di lokasi proyek atau di Temanggung, menjadi fakta pembenar bahwa proyek semacam ini misterius.


Dari hasil pendalaman investigasi media, proyek tersebut dikendalikan oleh seseorang bernama Ibnu. Orang inilah yang mengatur proses tender hingga dimenangkan oleh PT. Aulia Berlian Konstruksi dengan nomenklatur pekerjaan Peningkatan Prasarana Air Baku Umbul Jumprit Kabupaten Temanggung tahun anggaran 2024. HPS proyek sebesar  Rp 3.200.000.000  dan harga penawaran oleh PT Aulia sebesar Rp 2.560.000.000.


Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan dari pihak Satker BBWS Serayu-Progo tentang kejelasan pelaksanaan proyek miliaran rupiah yang terbengkelai. Dari penuturan warga desa setempat, menyatakan sudah tiga pekan ini tidak ada aktivitas pembangunan proyek. Dari pengamatan di lokasi, diperkirakan pelaksanaan proyek tersebut belum mencapai progres 50 persen. "Kami tidak tahu harus bagaimana. Kami kini kembali bekerja di sawah saja, daripada nganggur di proyek tidak ada pekerjaa," ungkap warga yang pernah ikut menggarap proyek. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top