BALIHO PEMICU LAKA : Keberadaan baliho cabup cawabup Bimo - Hadik meresahkan warga di Temanggung. Baliho jumbo bekas bupati yang ingin maju lagi di Pilkada Temanggung 2024 ini dipasang di bahu jalan dan menghalangi visibilitas para pengendara yang melintas di jalan. Foto : Hery Setyadi
Temanggung, suaragardanasional.com - Warga Mungseng, Kecamatan Temanggung Kota resah. Baliho cabup cawabup Hadik - Bimo yang ngawur dipasang di bahu jalan, membahayakan pengendara jalan. Sampah visual tersebut menghalang-halangi pandangan atau visibilitas pengendara. Beberapa kejadian kecelakaan antar kendaraan terjadi dipicu keberadaan baliho jumbo.
Baliho Hadik-Bimo nekat dipasang di lokasi persimpangan Jalan Mungseng- Tlogomulyo dan Jalan Giyanti. Kondisi jalan tersebut menurun dan tanjakan serta padat lalu-lintasnya saat jam sibuk pergi pulang (PP) sekolah dan warga sekitar berangkat kerja. "Sejak dipasang di bahu jalan dengan seenaknya, entah oleh tim sukses calon bupati tersebut, sudah berkali-kali terjadi srempetan dan tabrakan motor atau mobil. Ini pertigaan rawan, ditambah pandangan pengendara yang ingin belik ditutupi oleh baliho. Logika si pemasang sudah terbalik," tandas Siwar (40) warga Mungseng, Sabtu (10/8/2024).
Warga Mungseng mengaku, pemasangan baliho Hadik-Bimo itu tidak kulanuwun atau ijin ke warga. "Kalau terjadi kecelakaan kendaraan dan menakan korban jiwa. Kami akan tuntut secara hukum ke pihak pemasang baliho. Sebab keberadaan baliho menjadi pemicu kecelakaan. Baliho ini sumber masalah sosial di masyarakat," ujarnya.
Kepala Kelurahan Mungseng, Agus, yang hendak dikonfirmasi masalah sosial yang terjadi di wilayah kerjanya ini, belum memberikan keterangan. Rasa gregetan warga Mungseng, diwujudkan dengan "menertibkan" baliho tersebut dengan dilubangi. Tujuannya, agar tidak mengganggu visibilitas para pengendara yang melintas di jalan. "Tapi meski begitu, kerangka kayu baliho masih melintang diatas bahu jalan. Pemerintah daerah punya Satpol PP untuk menertibkan baliho arogan ini. Jangan menunggu masyarakat bertambah resah dan bertindak sendiri," tegas warga bernama Rifki (37). (Hery S)