GELORAKAN OLAHRAGA TRADISIONAL : Kelompok Belajar (Kombel) PJOK Korwilcam Kedu yang terdiri dari para guru olahraga dari SD Negeri Se-Kedu mengikuti Pelatihan Olahraga Tradisional di SDN 1 Bojonegoro, Kedu. Olahraga tradisional membantu meningkatkan rasa kebersamaan dan intuisi bergembira pada diri siswa. Foto-foto : Hery Setyadi
Temanggung, suaragardanasional.com - Lapangan umum Dusun Wonosroyo, Desa Bojonegoro, Kecamatan Kedu Sabtu (3/8/2024) pagi riuh sorak-sorai puluhan siswa-siswi SD Negeri 1 Bojonegoro. Mereka mendapatkan hiburan perlombaan yang dihelat Kelompok Belajar (Kombel) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Koordinator Wilayah Kecamatan Kedu. Olahraga tradisional, yang biasanya hanya muncul di saat perlombaan 17 Agustusan, kembali digelorakan untuk diajarkan sebagai pelajaran baku di sekolah-sekolah.
Terik mentari pagi menambah semangat puluhan guru muda yang tergabung di Kombel Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Koordinator Wilayah Kecamatan Kedu. Praktek berolahraga tradisional merupakan bagian dari Pelatihan Olahraga Tradisional yang dilaksanakan selama dua hari (Jum'at dan Sabtu 2-3/8/2024) dengan menggunakan sistem daring dan praktek.
Koordinator pelaksana Pelatihan Olahraga Tradisional, Dhian Feri Kurniawan, memimpin jalannya olahraga tradisional yang seru tersebut. Ada tiga jenis olahraga tradisional yang mereka praktekkan, yakni egrang, terompah raksasa dan permainan grobak sodor. Alat egrang didesain menggunakan batang bambu. Sedangkan sepatu terompah memakai sebilah papan berbobot ringan dengan beberapa pengait kaki untuk para pemainnya.
"Kami ingin kembali menggelorakan olahraga tradisional di sekolah dasar. Langkah sistematisnya adalah dengan melaksanakan pelatihan yang diberikan kepada para guru olahraga. Nantinya, pelaksanaan olahraga tradisional menjadi bagian dari kegiatan olahraga di masing-masing sekolah," papar Dhian Feri.
Ketiga olahraga tradisional itu baru sebagian dari beberapa jenis olahraga tradisional yang akan diajarkan di sekolah. Pada olahraga tradisional tertanam nilai-nilai kebersamaan, rasa peduli pada sesama, membangun semangat kerjasama dan ada unsur pemicu kebahagiaan. "Siswa cenderung riang gembira saat berolahraga tradisional, sebab materinya mirip game atau permainan. Ini keunggulan intuisi dari olahraga tradisional," ujar Dhian Feri.
Kombel Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Koordinator Wilayah Kecamatan Kedu menempatkan lokasi sesi pelatihan bagi guru olahraga ini di SD Negeri Bojonegoro 1.
SD Negeri 1 Bojonegoro adalah satu-satunya sekolah dasar di wilayah Kecamatan Kedu yang minim jumlah siswanya. Dari enam kelas, mulai kelas 1 hingga 6, jumlah total siswanya hanya 42 orang. Lebih ironisnya, sekolah ini tak mempunyai seorangpun guru yang mengampu mapel olahraga. "Kami tidak memperoleh alokasi anggaran dari APBD untuk menggaji guru olahraga. Salah satunya karena minimnya jumlah siswa dan sekolah kami kesulitan mendapatkan anggaran untuk gaji guru olahraga," tutur Kepala SD Negeri 1 Bohonegoro, Zaenuri Rofi'in SP.
Kepedulian dan rasa kebersamaan teman-teman Kombel PJOK Se-Kedu inilah yang menjadi oase perhatian bagi sekolah satu ini. Guru-guru dan pihak kepala sekolah bangga dan berterimakasih para guru olahraga turut memperhatikan sekolah yang juga susah payah untuk sekedar memperbaiki atap dan dinding kelas yang mengelupas semennya. "Pelatihan olahraga tradisional disini memotivasi kami. Semoga sekolah ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah," pungkas Zaenuri. (Hery S)