Jepara, suaragardanasional.com | Ketua Pengerak Forum Komunikasi Mushalla (FKM) Jepara Kiai muda Misbahul Ulum membuka forum diskusi pengembangan dan penguatan fungsi musala di masyarakat. Hal ini dianggap penting guna memberikan kenyamanan bagi jamaah terutama anak-anak. Acara di gelar di Resto Steak & Chicken di Pulodarat Pecangaan Jepara. Minggu, (30/6/2024).
Hadir 15 orang dalam acara diskusi tersebut diantaranya KH. Adib Khoiruzzaman (Ponpes Walisongo), Kiai Syaiful Amri Amri (Mushalla Azzahra Sowanlor Kedung), organisasi kemasyarakatan, para ustadz dan pemuda penggiat kegiatan mushalla turut hadir, Edi John, Hasan, Maskuri, Susiyanto dari perwakilan media.
Pada kesempatan itu, Kiai Syaiful Amri menyambut baik adanya diskusi pengembangan musala kearah penguatan posisi membangun akhlak. Diharapkan musala mampu berperan menjadi kontrol bagi generasi muda dan anak anak. Selain untuk salah dan mengaji, Musala juga diharpkan mampu memberikan arah pendidikan tidak hanya agama tetapi lebih dari pada itu diantarnya moralitas (substansif).
Sementara KH. Adib Khoiruzzaman (Gus Adib) menyampaikan pandangannya terkait fungsi mushalla, selama anak anak masih mau melakukan salat maka masih bisa diarahkan. Bahkan senakal apapun jika orang tua mampu mengarahkan anak anak mau salat maka masih ada peluang untuk berubah.
Gus Adib mengamati, mushalla semakin lama semakin sepi. Musala tidak hanya untuk melakukan salat saja tetapi bisa untuk mengarahkan kearah kebaikan kebaikan yang ada di masyarakat. Gus Adib menyadari banyaknya anak anak yang mempunyai kegiatan sekolah seperti les dan sabagainya menjadi salah satu kendala sepinya mushala.
Dirinya merasa terbeban untuk meningkatkan fungsi musala bagi pengembangan mental dan akhlak bagi anak anak. Menurut Gus Adib, adanya musala berjalan merupakan langkah yang positif untuk mengembangkan kesadaran dalam menjalin silaturahmi. Pengelolaan mushalla yang menarik bagi jamaah perlu pendobrak kebiasaan lama seperti mengunci pintu sehingga masyarakat yang ingin melakukan salat terhambat.
Faza Ersyada, penggiat mushalla di Bulungan Pakisaji berharap hasil diskusi dan sharing terkait penguatan posisi mushalla di masyarakat dapat disepakati dan diamalkan bersama sama sehingga keberadaan mushala dapat lebih maksimal kemanfaatannya bagi kepentingan umat.
Pertemuan para kiyai dan aktivis mushalla tersebut juga menghadirkan beberapa pelaku dunia usaha, diantaranya adalah PT. Jepara Beton Jaya, PT. Pessad Solusi Cemerlang, Kampung Steak & Chicken, Perusahaan Jasa Ekspedisi serta Snack & Chatering Mbak Fat.
Pelibatan pengusaha dalam Forum Komunikasi Mushalla (FKM) adalah komitment bersama lintas sektoral, ditemui di tempat terpisah Ir. Supriyanto sebagai Direktur Utama PT. Jepara Beton Jaya bergerak di bidang konstruksi mengkonfirmasi akan keterlibatan perusahaan dan pribadinya dalam agenda program FKM, kami memberi dukungan penuh setiap kegiatan FKM bahkan secara pribadi kami siap mengambil peran utama dalam program pemberdayaan mushalla, yakni support sistem.
Pak Pri, panggilan akrab Dirut PT. JBJ menambahkan bahwa perusahaan akan terbuka berkerjasama dan bersinergitas dalam upaya sinergitas dengan para kiai pemangku mushalla di Jepara. Salah satu aspek penting perusahaan adalah terlibat dalam pengembangan masyarakat melalui dana Coorporation Social Responbility (CSR), sehingga masyarakat akan merasakan langsung dampak positif adanya kegiatan usaha seperti pengelolan CSR melalui lembaga mushalla untuk kemanfaatan para jama’ahnya.
Fuad, Sekjend Ikatan Keluarga Alumni Sunan Kalijaga (IKASUKA) DPC Kabupaten Jepara ,memberikan contoh minimnya pembangunan dibeberapa musala yang hanya sebatas perbaikan sehingga kurang maksimal. Kendala sepinya anak anak yang memanfaatkan musala diantaranya kekolotan orang tua. Anak anak perlu kebahagiaan dalam menikmati mushala sebagai tempat yang sejuk sehingga dipandang perlu melengkapi fasilitas yang disukai anak anak. Perlu menciptakan daya tarik bagi anak anak seperti tempat bermain sehingga mereka senang.
Sample permasalahan pengelolaan musala lebih sering dihubungankan dengan kesejahtaraan, seperti guru ngaji, merbot. Kemudian kesulitan berikutnya adalah memenuhi fasikitas kelengkapan seperti tempat wudlu, toilet. Kondisi minimnya anggaran juga sangat memperngaruhi pengembangan fisik mushala. Diharapkan kesulitan ini dapat tersampaikan kepada pemerintah daerah yang merupakan stakeholder. IKasuka Jepara pernah membangun sinergitas, menginisiasi program mushalla bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara pada tahun 2022.
Hal senada disampaikan oleh Asnaf, perwakilan Direksi PT. Jepara Beton Jaya terkait kesepakatan bersama FKM dan Perusahaan yang masih sebatas wacana atau suam suam kuku. Asnaf menyoalkan arah tujuan adanya musala harus jelas. Dirinya meminta apa yang disepakati dapat dijalankan secara serius sehingga membawa manfaat secara maksimal kepada jama’ah mushalla dan masyarakat.
Mbah Ulum berharap pertemuan diskusi ini bermanfaat dan dapat diamalkan sehingga mampu berkontribusi kepada pembangunan sumber daya manusia masyarakat di Kabupaten Jepara. Mbah Ulum mengimbau, kesepakatan ini agar dapat ditindak lanjuti bersama dengan menggandeng stakeholder agar penyediaan sarana prasarana dapat terpenuhi. Khususnya, bagaimana optimasilasi peran mushalla di Jepara sehingga FKM mempunyai bargaining dalam aspek legacy atau setidaknya dilibatkan dalam pengambilan kebijakan oleh Top Leader di pemerintahan kabupaten Jepara. JOHN
(sumber : uluem/Hani K)