Semarang, suaragardanasional.com | Kepolisian Negara Republik Indonesia menggelar Operasi Kepolisian terpusat dengan sandi Ops Patuh 2024, tak terkecuali Polres Semarang yang juga menggelar Apel gelar pasukan Ops Patuh Candi 2024 Senin 15 Juli 2024.
Bertempat di Lapangan Catur Prasetya Polres Semarang, turut hadir dalam kegiatan Wakil Bupati H. Basari ST. M.Si., Pabung Kodim 0714/Salatiga Mayor CTP Suherzam, Kajari Kab. Semarang Ismail Fahmi SH. MH., Wakil Ketua DPRD Kab. Semarang Muhammad Jauhari Mahmud, Dansubdenpom Ambarawa Kapten Cpm. Budi serta tamu undangan intansi terkait dan kepala OPD Kab. Semarang.
Membacakan amanat Kapolda Jateng Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi SH. S.st. MK., AKBP Oka menyampaikan Ops Patuh Candi 2024 kali ini mengambil tema "Tertib berlalu lintas demi terwujudnya Indonesia Emas.".
"Angka pelanggaran yang masih meningkat, menunjukkan kurangnya kesadaran tertib berlalu lintas. Sehingga dapat berpotensi penyebab kecelakaan di jalan raya. Oleh sebab itu Ops. Patuh Candi 2024 ini juga bertujuan menurunkan angka pelanggaran dan angka kecelakaan, dimana akan mengedepankan pendekatan Edukatif dan Persuasif serta Humanis." Terangnya.
Kegiatan Ops Patuh Candi 2024 kali ini akan berlangsung selama 14 Hari kedepan hingga tanggal 28 Juli 2024, dengan target segala bentuk potensi gangguan yang menyebabkan Kemacetan, Pelanggaran dan Laka lantas.
Data yang dihimpun dari Korlantas Polri, data jumlah pelanggaran Lalu lintas Semester I tahun 2024 sebanyak 336.909 Pelanggaran. Dibanding dengan Semester I tahun 2023 sebanyak 358.664 Pelanggaran, atau turun 6%. Sedemikian halnya kejadian kecelakaan pada semester I tahun 2024 sebanyak 15.242 Kejadian turun 3% dibanding tahun 2023 yaitu sebanyak 15.743 Kejadian.
Di akhir kegiatan, AKBP Oka juga menyinggung perihal atensi rawan macet dan rawan laka di simpang maupun Exit Tol Bawen.
"Polres Semarang terlah melakukan tindakan antisipasif, dimana simpang taman maupu Exit tol Bawen menjadi perhatian khusus. Hal ini sudah kami diskusikan dengan Instansi terkait, dan sudah ada beberapa rekayasa yang disimulasikan dilapangan oleh Personel Lalu lintas. Namun hal ini masih bersifat situasional, sehingga perlu kajian mendalam untuk meminimalisir kerawanan Macet dan rawan laka." Pungkas AKBP Oka.
(Jk/Zed/agus)