Tak Nyaman Ikuti Ambisi Jokowi, Kepala Dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

PROYEK AMBISIUS : Foto satelit menunjukkan lokasi dibangunnya Ibukota Negara Nusantara atau IKN yang merupakan proyek ambisius Presiden Joko Widodo. Mundurnya Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN menimbulkan spekulasi dan tanda tanya besar publik atas keberlangsungan proyek mercusuar satu ini. Foto : Dok SGN.Com


JAKARTA, suaragardanasional.com - Kabar mengejutkan muncul dari calon ibukota negara. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe mengundurkan diri dari jabatannya. Muncul spekulasi publik, mundurnya pimpinan "pengelola" IKN ini lantaran tak nyaman dibawah tekanan ambisius Presiden Jokowi dan kepentingan besar lainnya yang nimbrung di proyek besar tersebut.


Pihak istana membenarkan adanya kabar tersebut. Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo telah menerima surat pengunduran diri dari Dhony, disusul oleh surat pengunduran diri Bambang.


"Beberapa waktu lalu Pak Presiden menerima surat pengunduran diri dari Wakil Kepala Otorita IKN, Pak Dhony Rahajoe. Kemudian beberapa waktu berikutnya Pak Presiden juga menerima surat pengunduran diri dari Pak Bambang Susantono," kata Pratikno dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/6/2024).


Pratikno menyebutkan, Jokowi pun telah meneken keputusan presiden terkait pemberhentian Bambang dan Dhony sebagai kepala dan wakil kepala Otorita IKN.


"Pada hari ini telah terbit Keputusan Presiden (Keppres) Tentang Pemberhentian Pak Bambang Susantono sebagai Kepala Otorita IKN dan Pak Dhony Rahajoe sebagai Wakil Kepala Otorita IKN. Disertai dengan ucapan terimakasih atas pengabdian beliau berdua," ujar Pratikno.


Untuk diketahui, Bambang dan Dhony dilantik oleh Jokowi sebagai kepala dan wakil kepala Otorita IKN periode 2022-2027 pada 10 Maret 2022.


Teka-teki tentang mundurnya Kepala dan Wakil Kepala IKN ini mengundang spekulasi masyarakat. Proyek ambisius Joko Widodo ini seakan dipaksakan. Satu sisi, Jokowi mengklaim IKN berhasil menggaet banyak investor. Namun di sisi lain, hal tersebut patut diragukan. Problem deforestasi hutan, penguasaan lahan oleh pihak ketiga, terkoyaknya desa adat dan hutan adat serta berjibun persoalan kritis turut menyelimuti pembangunan IKN.


Di lokasi IKN, warga sekitar memberikan kesaksian yang bertolak belakang dengan ilusi yang disampaikan Jokowi. Warga mengutarakan, soal bagaimana megaproyek ambisi Presiden Joko Widodo ini telah berdampak bagi kehidupan mereka.


“Di sini mau jadi kota, kalau kami mau diusir sama saja. Ndak melihat kami kota itu,” kata Sukini, salah satu warga Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.


Perempuan berusia 50 tahun itu mengaku tidak turut merasakan suka cita atas pembangunan IKN. Desa tempat dia tinggal berhimpitan dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Selama ini, Desa Bumi Harapan dihuni oleh masyarakat keturunan Suku Balik, Suku Paser, serta transmigran.


Suara senada diutarakan oleh Syarariyah, 48, warga keturunan Suku Paser yang keluarganya telah tinggal turun temurun di wilayah itu.


Ketika kabar bahwa ibu kota negara akan pindah ke Penajam Paser Utara, Syarariyah dan suaminya termasuk yang turut menyambutnya. Namun perasaan itu telah berganti menjadi kekhawatiran karena disingkirkan. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top