Seni Budaya Mampu Lepaskan Sekat Perbedaan

PERISAI PERSATUAN : Pemuda Bhuddhis menggelar festival seni budaya Gebyar Waisak 2024 di Janggleng, Tlogowungu, Kaloran, Kabupaten Temanggung. Festival seni budaya ini untuk merekatkan perbedaan di masyarakat dan melepas sekat sosial. Foto-foto : Hery Setyadi 


Temanggung, suaragardanasional.com - Ukuran kebahagiaan suatu masyarakat adalah berkembangnya kehidupan seni budaya. Warga Kaloran kembali menunjukkan jati diri sebagai kantong seni budaya. Pemuda Buddhis menggelar Gebyar Waisak 2024 dalam balutan festival seni budaya, baru-baru ini di Janggleng, Desa Tlogowungu, Kecamatan Kaloran.


Setelah mendapatkan kunjungan spesial puluhan bhikkhu Thudhong dari berbagai negara sebelum mengikuti kegiatan utama Waisak di Candi Borobudur, ummat Buddha di Kaloran semakin gembregah. Aktualisasi warga diwujudkan dengan kegiatan festival seni budaya yang lebih menggelegar. Satu panggung berukuran sangat besar untuk ukuran di Kabupaten Temanggung berdiri di Lapangan Jatisari Janggleng. 


Panggung untuk mentas sejumlah grup kesenian ini diluar mainstream panggung lokal biasanya. Pemuda Buddhis mengemas konsep pertunjukan lebih berkelas. Sound system dan tata lighting didatangkan dari Semarang. Kemegahan pada konsep panggung Gebyar Waisak ini memukau warga Kaloran. "Baru kali ini kami tampil di panggung semegah ini. Lampunya sangat bagus. Kami satu grup warokan tampil sangat bersemangat," ujar Ny. Dahni salah satu warga Janggleng yang nyengkuyung sebagai peserta festival tersebut.

Menurut warga Janggleng, festival seni budaya selalu dan selalu berhasil meluruhkan perbedaan apapun di desa bahkan lingkungan sekitar. Entah apapun status ekonomi, agama, ras, etnis, apalagi pilihan politik, semuanya seakan lepas sekatnya disini. Untuk itulah seni dan budaya sering diangkat di perhelatan masyarakat setempat, dengan tujuan merekatkan setiap perbedaan.


Gebyar Waisak diselenggarakan sebagai rangkaian Peringatan Hari Suci Waisak Nasional 2568 BE. Festival digelar selama dua hari penuh, dari pagi hingga malam hari. Grup seni budaya yang terlibat di hari pertama festival antara lain Warok Budaya Wati Janggleng, Soreng Mataram Wargi Utomo, Warga Turonggo Jati Krecek, Topeng Ireng Jagad Rimba Lamuk, KTKB Mranggen Kaloran.


Disambung pada hari kedua dipentaskan kolosal Pensi SMB se-Kabupaten Temanggung. Kemudian, Sadhu United, Flashmob Jarang Kepang Idakeb 7 Pangkon Gamelan dan Turonggo Setyo featuring Sedyo Laras. (Hery S)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top