Santet Segoro Pitu Syuting Di Pasar Tradisional Selopampang, Belasan Pemain Film Kesurupan

 

LOKASI SYUTING DI TEMANGGUNG : Ratusan pemain talent terlibat dalam pembuatan film horor berjudul Santet Segoro Pitu di Pasar Rejosari, Selopampang, Kabupaten Temanggung selama dua pekan. Film karya sutradara Tommy Dewo dan dibintangi aktor Christian Sugiono dan artis Sara Wijayanto ini mengambil setting scene era 70-80an yang melibatkan begitu banyak pemain ektras yang dikerahkan oleh Valen Agency Talent. Foto-foto : Hery Setyadi


Temanggung, suaragardanasional.com| Menuntaskan dahaga pemirsa cinema bioskop Indonesia yang saat ini sedang gandrung film bergenre horor, Hitmaker Studios kenceng ingin menyelesaikan proses syutingnya. Film yang diangkat dari kisah nyata dari Kota Semarang ini bersetting waktu era tahun 70-80an. Pasar tradisional Rejosari Selopampang di lereng Gunung Sumbing dijadikan salah satu lokasi syuting film.


Film Santet Segoro Pitu adalah true story yang kemudian diadaptasi ke layar lebar oleh Produser Rocksoraya. Sejumlah artis pesohor yang menjadi pemain utama adalah aktor Christian Sugiono yang suami dari artis Titi Kamal. Film karya sutradara Tommy Dewo ini didukung lagi artis Sara Wijayanto, Sandrinna Michelle dan Ari Irham.  Lokasi syuting film horor ini dilakukan di sejumlah tempat, di Kota Semarang, kemudian di Banaran Kabupaten Semarang, Pantai Parangkusumo Yogyakarta serta di Selopampang Temanggung.


Pihak produser menemukan lokasi di Pasar Rejosari Selopampang berdasarkan riset yang memakan waktu cukup lama. Beberapa calon lokasi dicari yang mewakili karakter pasar yang benar-benar jadul dan original. Terpilihlah pasar tradisional ini yang dinilai sangat otentik sesuai jamannya.


Oleh tim kreatif, penampilan pasar direkayasa tambahan menyesuaikan scene cerita film. Plang nama Pasar Rejosari dicopot dan diganti nama Pasar Pandanaran dengan polesan tulisan typografi vintage. Demikian juga dengan dinding-dinding kios pasar, dipermak dengan cat warna pastel coklat krem. Beberapa bagian dindingnya ditempeli poster iklan tempo doeloe, termasuk papan nama-nama tokonya.

Perfekasi setting pasar ini dilakukan pula pada pengadaan properti keramaian pasar, seperti bahsn sayur-mayur, gantungan makanan kering, gerobak bakso, es cincau, mobil Colt Bagong dan Datsun Wagen. Ratusan pemain figuran yang diperankan oleh talent atau ektras pun mengenakan pakaian mode era 70-80an. Kerja kreatif ini dilakukan oleh tim pada awal bulan Juni. Take pengambilan gambar dieksekusi selama dua pekan yang diperkirakan selesai pada pertengahan bulan Juni 2024.


"Untuk proses syuting di Selopampang ini kami mengerahkan ratusan pemain ekstras. Kami saring dari masyarakat sekitar dan sebagian kecil dari luar yang sudah terlatih akting. Ada sekitar 1000 orang pemain ektras atau talent yang dilibatkan dalam syuting disini maupun di daerah lain," ungkap Valen selaku agensi talent.


Pemilihan lokasi syuting di Selopampang ini membanggakan masyarakat. Jika para produser film keranjingan untuk memilih lokasi syuting di daerah Temanggung, bukan mustahil kota kecil ini bisa seperti Hollywood. Di Kota Tembakau ini masih banyak sudut tempat yang aseli dan terjaga keotentikannya. Syaratnya, masyarakat terbuka dan ramah dengan kehadiran para pembuat film yang datang ke wilayahnya. Demikian pun dengan pemerintah daerah. Tinggal tugas pemimpin daerah yang nantinya bisa akomodatif terhadap dunia ekonomi kreatif ini dan menangkap peluangnya.

Entah kebetulan karena film ini genrenya horor atau sebab lain. Ada hal cukup misterius yang terjadi selama proses syuting di Selopampang. Belasan pemain ektras mengalami gangguan kesurupan secara bergantian. Mereka kejang-kejang dan meraung-raung di lokasi berbeda di pasar, di mess tempat istirahat para pemain di sebuah gudang tembakau. Usia para talent yang terlibat dalam pembuatan film ini bervariasi mulai dari balita, remaja, hingga manula. 


Rethna, salah satu orang pemain ektras menyebutkan pengalaman menjadi bagian dari pembuatan film horor ini sungguh menakjubkan. Dia merasa mendapatkan experience baru saat pengambilan gambar yang kadang berlangsung dari pagi dini hari hingga dini hari selanjutnya. Setidaknya ada 50 kru film yang ikut berjibaku menuntaskan proses syuting disini. "Sangat keren kalau banyak lokasi di Temanggung dijadikan lokasi film layar lebar. Dampaknya positif pasti luar biasa bagi Temanggung," ujarnya. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top