SELAPANAN P4SK TEMANGGUNG : Serambi Masjid Al-Hakim Perum Skip Maron menjadi lokasi digelarnya Selapanan Rutin P4SK Anak Cabang Temanggung. Sebagai lembaga untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, muncul himbauan kepada masyarakat untuk mengutamakan kerukunan dan persatuan menghadapil perhelatan demokrasi Pilkada 2024. Foto-foto : Hery Setyadi
Temanggung, suaragardanasional.com - Masjid Al Hakim di lingkungan Perum Skip Maron, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Temanggung, hari Minggu (9/6/2024) terasa istimewa. Puluhan umat muslim, ulama dan pengasuh pondok pesantren menggelar pertemuan. Selapanan rutin P4SK (Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kaaffah) Anak Cabang Temanggung dilangsungkan di tempat ini.
Silaturahmi dikemas dalam bentuk selapanan rutin ini bergulir dari desa ke desa, antar kecamatan. Pada pertemuan selapanan di serambi Masjid Al-Hakim, pemilihan kepala daerah atau pilkada dan dinamikanya menjadi tema utama. Masyarakat, terutama umat muslim, diharapkan tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan mampu memposisikan diri sebagai rahmatan lil alami.
Kabupaten Temanggung yang sebentar lagi akan dilaksanakan pilkada, besar harapannya mampu memunculkan pemimpin yang terbaik bagi Temanggung, kembali menjadi Bhumiphala yang Bersenyum kembali sesuai slogan jati diri daerah.
Ketua Panitia Selapanan P4SK Anak Cabang Temanggung, KH Saubari menghimbau anggota lembaga ini untuk menjaga silaturahmi dan mampu menjadi pemersatu bagi pihak-pihak yang berbeda pendapat atau pilihan.
"Inti keberadaan P4SK adalah mempersatukan umat, ulama satu dengan yang lain. Kira terus mengedepankan musyawarah dan mendorong kemajuan ilmu agama, sosial dan perekonomian. Sebisa mungkin, jangan ada hal politisasi pada P4SK ini. Lembaga ini tidak melulu khusus ngurusi keagamaan, tapi juga perekonomian umat ya," cetus Saubari.
P4SK di Temanggung sudah menjalankan beberapa fokus program, seperti pendidikan, ekonomi, perikanan dan sebagainya, imbuhnya.
Selapanan di Sidorejo ini begitu penting. Sebab menjadi contoh faktual, terbinanya kerukunan warga, meskipun di wilayah kelurahan tersebut masyarakatnya heterogen. Silaturahmi P4SK pada bulan Juni 2024 ini, digagas secara musyawarah bersama antar warga dan pengurus Masjid Al-Hakim dan Al-Kautsar yang letaknya tak jauh berdampingan.
Menurut Drs H Humam Sabroni MSi, selaku pengurus Masjid Al-Hakim, selapanan yang digelar rutin ini mengumpulkan 45 orang.
"P4SK eksis untuk merukunkan umat dan masyarakat. Sehingga Masyarakat dalam lingkup satu RW ini kompak dan bisa secara intens berkomunikasi, berinteraksi dengan begitu harmonisnya," ujarnya.
Dia mencontohkan, menghadapi hari Idul Adha mendatang, jemaah kedua masjid ini sepakat berkurban menyembelih masing-masing 4 ekor sapi. Rencananya, daging dari kedua masjid ini dipergunakan untuk pembinaan masyarakat di daerah yang minus seperti di wilayah Kaloran.
KH Saubari selaku ketua panitia selapanan P4SK, mengaku selapanan yang merupakan gawe bareng antara pengurus Masjid Al Kautsar dan Masjid Al Hakim ini patut dibanggakan. Pasalnya, model selapan ini bakal digulirkan ke desa-desa atau kelurahan lain.
Pihak Kepala Kelurahan Sidorejo pun begitu antusias dan berterimakasih dengan adanya lembaga atau paguyuban semacam P4SK yang mengadakan kegiatan di wilayahnya. "Ini untuk pertama kalinya, wilayah Sidorejo ketempatan kegiatan selapanan P4SK. Semoga spirit dari Sidorejo yang artinya penuh rejeki ini, bisa menjadikan Kabupaten Temanggung tentram, rejeh rejeki," kata Kepala Kelurahan Sidorejo, Imam Muryanto penuh harap.
Para kiai dan ulama yang hadir di selapanan ini turut mengamini dan mengharap pada pilkada di Temanggung dipilih pemimpin yang terbaik bagi daerah dan dipilihnya sesuai dengan hati nurani dan dijauhkan dari hal yang tidak baik.
Awalnya lembaga P4SK adalah kepanjangan dari Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren se-Karesidenan Kedu pada tanggal 14 – 15 yawal 1392 H bertepatan pula dengan tanggal 20 – 21 Nopember 1972 M telah resmi dan disahkan oleh para Alim Ulama se-Karesidenan Kedu pada Pertemuan Silaturrochmi dan Halal Bihalal para Pengasuh Pondok Pesantren se-Karesidenan Kedu yang diselenggarakan di API Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang.
Didalam pertemuan tersebut hadir antara lain : KR. Alwi dari Magelang, KH. Muntaha dari Wonosobo, KH. Mandzur dari Temanggung, KH. Nawawi dari Purworejo serta KH. Sururuddin dari Kebumen, yang akhirnya didalam pertemuan tersebut dapat mengambil 3 keputusan penting, yaitu : pentingnya Ukhuwah, lalu Kurikulum serta Perekonomian.
Untuk merealisasikan atau melaksanakan tiga keputusan penting tersebut, atas usul dan saran dari KH. Chudlori selaku Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo, agar dibentuk suatu wadah, sehingga akhirnya diputuskan suatu wadah yang diberi nama Ukhuwatul Ma’ahidil Islamiyah atau Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren se-Karesidenan Kedu dan dapat disingkat P4SK.
Adapun faktor azasi yang mendorong lahir berdirinya P4SK tersebut adalah :
Rasa tanggung jawab yang besar dari Pengasuh Pondok Pesantren para Alim Ulama akan kehidupannya Pondok Pesantren berhubung pada saat itu para Pengasuh Pondok Pesantren. Alim Ulama Cukup menyadari bahwa kebudayaan asing telah merongrong akan kemurniannya ajaran Islam yang telah diadakan oleh para Alim Ulama Salaf, diantaranya : Sangat berkurangnya penghargaan, penghormatan, kesopanan terhadap para Pengasuh / sesepuh. Meningkatnya dekadensi moral, Beralihnya dari keparcayaan kepada Tuhan ke kepercayaan bintang-bintang dan ramalannya.
Rasa tanggung jawab dari Pengasuh Pondok Pesantren, Para Alim Ulama akan tugasnya sebagai pemimpin ummat yang dituntut oleh hati nuraninya, sebagai penerus perjuangan Wali Songo.
H Muhamad Ja'far Khudhori salah satu pengurus Masjid Al-Hakim menekankan, pentingnya silaturahmi seperti yang dilakukan P4SK ini. Sebagai isebuah implementasi dari wa'tasimu bihablillahi jamii'a wala tafarraqu atau berpegang teguhlah pada agama Allah fan janganlah kamu bercerai-berai. (Hery S)
