NGAJI BUDAYA LESBUMI : Seniman dan budayawan muslimin Kabupaten Temanggung menggelar acara Ngaji Budaya di Desa Lungge. Lesbumi sebagai badan otonom NU, akan terus menjaga dan melestarikan budaya tradisional warisan leluhur di Indonesia. Foto-foto : Hery Setyadi
Temanggung, suaragardanasional.com - Lesbumi NU menggelar gawe di Lungge Temanggung, Sabtu (22/6/2024). Komitmen Lesbumi untuk terus menjaga kearifan budaya leluhur Nusantara ditanamkan di daerah. Kabupaten Temanggung yang subur dengan budaya lokal, dibentengi kuat oleh para seniman dan budayawan setempat.
Gus Taslih Ketua Pengurus Cabang Lesbumi Kabupaten Temanggung menyatakan, para seniman dan budayawan jangan larut dalam pertentangan hal haram dan bi'dah yang dialamatkan pada kebudayaan lokal milik leluhur. "Pihak-pihak yang mempertentangkan hal tersebut pasti hilang dengan sendirinya. Kabupaten Temanggung masih kuat dengan budaya aslinya," ujar Gus Taslih di sela-sela acara Ngaji Budaya yang digelar di tengah-tengah Desa Lungge tersebut. Generasi muda NU di IPPNU ikut dilibatkan dalam kegiatan seni budaya ini.
Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) adalah tempat bernaung para seniman dan budayawan yang teguh menjaga kekestarian budaya leluhur ysng adiluhung. Lembaga ini didirikan pada 28 Juni 1962. Organisasi Lesbumi merupakan salah satu badan otonom dari NU yang bergerak dalam bidang kebudayaan dan kesenian.
Gus Awaludin yang mengisi tausyiyah budaya membeberkan bahwa ada pertanyaan dari masyarakat, Lesbumi itu apa sejenis Kapitayan? Kapitayan itu agama kuno orang Jawa. "Orang yang berkesenian itu orang yang islami. Ada pihak yang mengharamkan wayang, itu juga karena sempitnya pemikiran.
Beranggapan gambar di wayang itu gambar orang. Siapa bilang wayang itu gambar manusia? wayang itu adalah gambaran sifat dan perilaku manusia," ujar Ketua Pengurus Wilayah Lesbumi DIY ini.
Soal berpakaian juga ada anggapan harus tertutup rapat. Padahal berpakaian itu sepanjang sudah tertutup, tidak masalah. Model atau mode pakaian itu adalah budaya. Tak perlu memaksakan suatu budaya kepada budaya lain. Apalagi dimunculkan fatwa-fatwa dogmatis, bahwa ini itu adalah haram.
Gus Awaludin menggambarkan hari ini sedunia sedang melihat ke Indonesia. Indonesia, negara dengan penduduk muslim terbesar sedunia. Ada NU yang menjaga ke-indonesiaan negara ini. Jagalah para ulama. Jagalah kebudayaan para leluhur kita.
Masyarakat tetap punya mekanisme sendiri untuk bersilaturahmi. Pertemuan-peryemuan seperti ini (Ngaji Budaya) juga dilakukan sacara mandiri oleh masyarakat. Globalisasi seberapa besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia. Globalisasi, identik dengan adanya transfer ilmu dan bahasa Inggris ke seluruh dunia. "Tapi ada kejadian, pernah pengamat asing pernah masuk ke ponpes. Dan apa yg diketemukan di dalam ponpes tersebut? santri masih memakai Basa Jawa, bahasa Arab, berpraktek kesenian tradisional dan sebagainya. Hal itu mengejutkan. Ternyata hal-hal yang demikian masih dipelihara baik di ponpes," ungkap Gus Awaludin.
Bangsa Indonesia ini lebih luas dan kaya budayanya. Basa Jawa itu menang. Bahasa yg bisa menjelaskan Al Quran dengan pengertian yang lebih mudah dicerna masyarakat. Nilai-nilai kultur asli bangsa ini terus dibina oleh NU.
Gus Awaludin memaparkan apa ada kekhawatiran dan ada kekurangan dalam belajar apabila masih ada pihak yang memandang picik kepada budaya leluhur kita.
Apa yang dilakukan di daerah-daerah untuk menghidup-hidupi budaya itu sangat penting. Daerah yang masih menjaga tradisi pasti dengan sendirinya dijaga oleh sesuatu yang tak nampak. Gus Awaludin meyakini, tanah di Indonesia ini unik, termasuk airnya. 'Kalau sudah minum dari bumi Indonesia, nafasnya akan mjd lebih membumi. Tugas kita memelihara budaya dan faktanya kekhususan budaya kita tak dimilik bangsa lain dan daya lira budaya kita sudah pas dengan masyarakatnya," imbuhnya.
Ngaji Budaya yang digelar oleh PC Lesbumi Kabupaten Temanggung ini menampilkan kesenian tradisional warokan dan kuda lumping. Acara ini untuk kedua kalinya di gelar di kabupaten. Acara pertama digelar di Pringsurat, tandas Gus Taslih. (Hery S)