Merana dan Bau Pesing, Taman Kartini Diacuhkan Bupati Terdahulu

RUANG PUBLIK MERANA : Taman Kartini di Kota Temanggung dalam kondisi sangat memprihatinkan. Dalam lima tahun terakhir, taman yang dulu indah dan banyak dikunjungi masyarakat, kini rusak tak dirawat dan tiada upaya perbaikan. Jembatan menuju lokasi taman diberi tali rafia, untuk mencegah pengunjung terperosok, karena fasilitas publik tersebut ambrol. Foto-foto : Hery Setyadi


Temanggung, suaragardanasional.com - Satu wajah Kota Temanggung nampak tak terurus. Area publik Taman Kartini di Kowangan Temanggung yang menjadi landmark, kini semakin rusak parah. Sebagai bagian dari ruang publik, kondisinya jauh dari nyaman. Taman ini, lima tahun terakhir diacuhkan pemeliharaan, apalagi pembangunannya oleh kepala daerah di era Bupati Khadzik alias Hadik.


Menengok situasi taman yang pernah kondang bagi masyarakat untuk tempat bermain bagi keluarga ini, sungguh memprihatinkan. Hampir 90 persen wahana permainannya rusak, berkarat dan tulangan besi patah-patah. Di beberapa bagian sudut taman berbau pesing. Beberapa patung dan tempat duduk juga lumutan dan licin. Jalan setapak cor semen yang mengular di area dalam taman seluas 6000 meter persegi itu, remuk, betonnya berjumpalitan. Kalau kaum manula jalan-jalan disini, harus ekstra hati-hati melangkah kalau tidak ingin terjungkal.

Perhatian kepala daerah pada lima tahun terakhir terhadap fasilitas umum memang nihil. Taman Kartini selama ini dikelola dalam kewenangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Taman ini delapan tahun lampau, pada era Bupati HM Bambang Sukarno, pernah mendapat dana hibah dari Bank Jateng untuk pemeliharaan dan perbaikan. 


Berganti tapuk pimpinan daerah. Dalam lima tahun Kabupaten Temanggung dipimpin Khadziq, tak ada sedikitpun sentuhan untuk memelihara, memperbaiki, apalagi membangun taman lebih indah. Tak ada skala prioritas bagi kepentingan masyarakat.


Sangat disayangkan, aset daerah ini terabaikan. Kerusakan yang parah pada wahana permainan pun berpotensi membawa bencana bagi pengunjung, utamanya anak-anak. Dalam sepekan, setidaknya ada beberapa sekolah TK yang outing class di taman ini. Sudah tak terhitung ada kejadian anak yang terjatuh dari wahana yang besinya sudah reyot. Semoga jangan sampai ada kejadian korban celaka pada anak-anak tertimpa besi wahana permainan.

Desy (47), warga Kowangan dan sekaligus salah satu pedagang kecil di Taman Kartini mengungkapkan, kondisi taman memang perlu segera diperbaiki. Banyak keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terhadap kondisi miris area publik yang berada dalam kawasan "edusport" dengan Dinpusip, Kolam Renang Tirto Asri dan Stadion Bhumiphala ini. Aset daerah yang seyogyanya menjadi fasilitas umum yang membahagiakan bagi masyarakat untuk menikmati hiburan, akan kabur sia-sia. 


Warga Temanggung, Rijanto (63), Sabtu (14/6/2024) yang dijumpai sedang berakhir pekan di lokasi dan dimintai pendapatnya, ikut prihatin dengan kondisi area publik Taman Kartini. "Sikap abai dan tak peduli pemimpin daerah pada kepentingan masyarakat, tak perlu terjadi di masa datang. Saya tak heran kalau area publik semacam taman itu tak terurus, karena taman itu tak pernah dijamah oleh namanya seorang bupati. Wong, kantor bupati yang notabene setiap hari dihuni juga tak pernah dicat, lumutan dinding-dindingnya," ujarnya. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top