Ratusan Warga Kaloran Melepas Perjalanan Spiritual Bhikkhu Thudong Menuju Borobudur

MELANJUTKAN PERJALANAN SPIRITUAL : Ratusan warga Kaloran, Kabupaten Temanggung menyambut dan melepas  para Bhikku Thudong di sepanjang jalan raya. Bhikku yang menempuh perjalanan spiritual ini dituntaskan hingga mencapai Candi Borobudur, sebelum peringatan Hari Suci Waisak 2024. Foto : Hery Setyadi


Temanggung, suaragardanasional.com - Suasana dini hari jelang matahari bersinar di Jalan Raya Sumowono - Kaloran sedikit riuh. Ratusan warga Kaloran duduk di tepi aspal jalan. Masing-masing orang memegang bekal makanan kecil, minuman mineral dan teh dalam kemasan. Warga dengan sabar menunggu puluhan bhikku Thudong dari Thailand dan Indonesia yang hendak melanjutkan jalan kaki menuju Candi Borobudur, Minggu (19/5/2024).


Ny. Sugi (56) warga Desa Tlogowungu, satu dari ratusan warga disana, sejak pukul 04.30 mempersiapkan diri di depan rumahnya, yang berhadapan dengan jalan raya. Warga yang merupakan umat Buddha, berdresscode putih. "Saya beberapa hari dan hingga  semalaman sudah menantikan dan menunggu beliau-beliau (para Bhikku Thudong) yang sudah berkilo-kilometer berjalan kaki dan akan memulai lagi laku spiritual menuju Candi Borobudur," katanya haru nglemprak bersama tetangga yang lain.


Kedatangan puluhan Bhikku Tudhong ke Kaloran menjadi sangat spesial bagi warga setempat. Disinggahi para bhikku yang membawa pesan damai, jauh nun dari negeri seberang, adalah berkah. Sejak hari Jum'at (17/5/2024) sore para bhikku ini tiba di Kaloran dan malamnya  bermalam di Wisma Bhikku Jayawijaya di Desa Kalimanggis. Rute meditasi hingga melewati Kaloran ini, tidak muncul begitu saja. Kaloran mempunyai historis sangat panjang bagi umat Buddha. Tak heran di wilayah ini banyak berdiri vihara di pedesaan.


Ny. Sugi merasa mendapatkan anugerah. Dia salah satu dari sejumlah warga yang ikut meredakan rasa lelah para bhikku, dengan dipijat. Dusun-dusun di beberapa desa di Kaloran mengirimkan ahli pijat ke Wisma Jayawijaya. Dalam ruang yang cukup luas, para Bhikku Tudhong dipijat berbarengan untuk meluruhkan lelah ragawi. 

Perjalanan meditasi dengan berjalan kaki ini sudah berlangsung ribuan tahun. Pulau Jawa memiliki hubungan spiritual dengan pulau lain hingga wilayah Asia. Bhikku Thudong melangkahkan kaki untuk mendo'akan semesta, merendahkan hati, sampai menemukan jawaban hidup bukan semata memenuhi hasrat duniawi. "Saya sangat bangga dan merasa tenteram bisa menyambut dan melepas bhikku untuk melanjutkan perjalanan suci ini," tutur Ny. Sugi yang menaburkan bunga di atas aspal yang dilalui para bhikku.


Wilayah Kaloran dengan umat Buddhanya, ingin terus menjaga harmoni, keteduhan kehidupan bermasyarakat dan menjaga lingkungan. Parameter yang bisa ditunjukkan di Kaloran adalah terjaganya pertanian, kebun, sungai, pepohonan yang masih tetap asri. Kaloran nampak sebagai oase, ketenangan masyarakatnya dan kelestarian lingkungannya, sama-sama terlindungi.


Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2568 BE, Bhante Dhammavuddho Thera mengatakan selama di Kaloran, para Bhikku Thudong mengadakan serangkaian kegiatan spiritual di vihara-vihara, sekaligus peresmian Vihara Dhamma Gayasih di Dusun Larangan, Desa Getas. Dalam perjalanan, para Bhikku Thudong beristirahat di Vihara Dharmagunu, Dusun Sembong, Desa Gandon.


Kisah selama perjalanan ini begitu penuh makna kemanusiaan dan keselarasan. Para Bhikku Thudong di tengah teriknya sinar matahari, beristirahat di Masjid Baiturrahman Bengkal, Kranggan. Umat muslim menyambut tamu agung ini dengan gembira dan menyediakan minuman serta makanan untuk para bhikku. 


"Hari ini (Minggu) selanjutnya para Bhikku Thudong berjalan kaki kembali menuju ke Kelenteng Magelang Kota. Perjalanan diteruskan hingga tuntas mencapai Candi Borobudur sebelum perayaan Hari Suci Waisak," kata Bhante Dhammavudho Thera. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top