Jepara, suaragardanasional.com- Di Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) Ujung Batu diselenggarakan pagelaran wayang kulit oleh PEPADI dengan lakon PANDAWA TANI yang dibawakan oleh Dalang Tugino,Kecamatan Jepara,Kabupaten Jepara.Selasa 16 /4/2024.
Acara pagelaran wayang kulit di mulai pukul 20.00 Wib sampai selesai dan dihadiri Jajaran Forkopimda,Stakehoder lainnya,Satpol PP,Dishub,BPBD ,TNI,Polri,Ormas,Tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya, Sebelum Tradisi Lomban memang selalu di gelar wayang kulit di TPI ini merupakan sebuah tradisi atau adat istiadat di Jepara dan biasanya diselenggarakan setelah satu minggu Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri dan ini merupakan tradisi nenek moyang kita atau leluhur kita untuk mempersembahkan sedekah laut karena sebagian masyarakat Jepara adalah nelayan,ini merupakan perwujudtan Syukur Kepada Tuhan YME karena telah diberikan hasil mencari ikan yang melimpah atau banyak saat mencari ikan dan diberikan keselametan.
Edy Sujatmiko yang mewakili Bupati Jepara dalam sambutannya menyampaikan Puji Syukur Kepada Tuhan YME dan terima Kasih Kepada Tamu undangan yang telah hadir dan acara pagelaran wayang kulit ini sudah merupakan tradisi adat istiadat sebelum pesta lomban atau kupatan dimulai.tegas" Edy.
Pagelaran wayang dimulai setelah Edy Sujatmiko menyerahkan wayang kepada Dalang Tugino.
Ketua PEPADI KRT Hendro Suryo Kartiko yang di temui awak media menyampaikan maksud Lakon Pandawa Tani pada pesta lomban 1445 H/2024 itu artinya pada zaman masa dulu alam atau tanah yang tandus penuh kekeringan terjadi dimana mana atau zaman kala bendu ,Pandawa mencarikan solusi dengan berbagai macam cara untuk mengatasi hal tersebut baik secara non fisik dan fisik supaya alam berubah menjadi tanah yang tandus menjadi subur sehingga kemakmuran ,kesejahteraan terwujud,gemah ripah loh jinawi ,tata titi tentrem karta raharja imbuhnya' Hendro.
Arif salah satu pengunjung yang ditemui awak media juga menyampaikan pendapatnya Pandawa Tani ,tani tentunya yang melekat dipikiran bawah sadar adalah Pari ( Padi) Pari Kesit dan itu perlambang persembahan kepada Eyang Antaboga atau Naga Bumi atau Naga Hitam.
Semoga tradisi adat istiadat pesta lomban berjalan lancar,selamat dan ini selalu lestari karena merupakan kearifan lokal yang perlu kita jaga dan lestarikan untuk anak cucu kita supaya tidak punah.
(Hani K)