Temanggung, suaragardanasional.com - Pelayanan rumah sakit terbesar di Kabupaten Temanggung terancam berantakan. Aliran listrik RSUD Djojonegoro bakal mati, gelap gulita dan ini berpotensi mengganggu beroperasinya sarana dan prasarana rumah sakit. Kedapatan, sejak tahun 2015, RSUD belum melakukan pembayaran material kabel power yang sudah terpasang kepada kontraktor/vendor. Pihak ketiga ini, berencana akan mencopoti material vital tersebut.
Tagihan pembayaran material terpasang 2015 Kontraktor PT Manggung Mas Perdana menyurati pihak RSUD Djojonegoro Temanggung sejak tahun 2022. Surat bernomor 04,012 /MMP/VII/2022 tertanggal 25 Agustus 2022 lalu.
Surat ini terkait dengan kontrak pekerjaan Pembangunan IGD RSUD Djojonegoro Temanggung tahun 2015 Nomor : 645.3/10/ME/2015 tertanggal 5 Mei 2015. Pada pembangunan unit UGD bernilai miliaran rupiah tersebut, ada komponen kabel utama yang dipasang oleh kontraktor dan vendor, namun oleh pihak RSUD terpasangnya komponen vital berupa material kabel senilai ratusan juta tersebut belum dibayarkan.Pihak kontraktor sudah sekisan lama melakukan upaya penagihan pembayaran kepada pihak RSUD.
Surat tagihan yang sudah dilayangkan pada tahun 2022 kepada pihak RSUD dan PPK proyek tersebut, direspon dingin dan seolah tidak terjadi masalah. Tak putus semangat, pihak kontraktor dan vendor kembali mengulangi menyampaikan surat tagihan kedua bernomor 05.01/MMP/I/2024. Dalam surat ini, pihak kontraktor meminta pihak RSUD Djojonegoro untuk menyelesaikan masalah ini secara baik.
"Sudah lama masalah ini tidak ada penyelesaian. Apabila tidak ada itikad penyelesaian masalah dari pihak RSUD, maka kami dengan berat hati bersama pihak vendor akan melakukan pengambilan material yang menjadi milik kami. Ini menjadi solusi penyelesaian pembayaran dari pihak RSUD Djojonegoro," kata Direktur PT Manggung Mas Perdana, BS Yodipati SE, Rabu (3/4/2024) selaku kontraktor pembangunan IGD RSUD Djojonegoro.
RSUD Djojonegoro bakal mengalami gangguan pemadaman listrik secara permanen, apabila material kabel power utama listrik di rumah sakit dicopot. Pelayanan masyarakat di rumah sakit terbesar di Kabupaten Temanggung otomatis kacau dan terganggu. Alat-alat kesehatan yang beroperasi menggunakan listrik akan mati. Belum lagi sarana prasarana lain, seperti AC, lampu penerangan dan komputer rumah sakit bakal berhenti beroperasi.
Material yang sangat vital tersebut adalah kabel power UH 4 X 150 KWH yang menghubungkan aliran listrik dari induk ke internal rumah sakit. Bisa dibayangkan dampak rumitnya problem di internal RSUD Djojonegoro jika terjadi pembongkaran material urgen tersebut. Ratusan pasien rumah sakit ikut terdampak.
Pihak kontraktor dan vendor meminta pihak RSUD Djojonegoro untuk kooperatif dan mampu menyelesaikan masalah itu. Mengingat pertimbangan, masalah belum dibayarnya material itu sudah berlangsung sejak sembilan tahun yang lalu. Pihak kontraktor dan vendor juga akan menyampaikan kekalutan di internal RSUD Djojonegoro ini kepada Bupati Temanggung selaku kepala pemerintahan dan kepala daerah.
Pihak RSUD Djojonegoro sendiri belum bisa dikonfirmasi tentang masalah pelik ini. Saat pagi disambangi di kantornya, Direktur RSUD Djojonegoro Dr. Tetty Kurniawati memberikan jawaban bahwa itu bukan proyeknya dan karena sudah lama (tahun 2015), dirinya akan cek terlebih dulu. "Saya juga belum tahu proyek tersebut. Saya akan pelajari dulu. PPKnya juga belum tahu siapa. Pihak kontraktor silakan bertemu saya," kata Tetty. (Hery S)