Temanggung, suaragardanasional.com - Soal kelangkaan pupuk pertanian yang dialami sebagia besar petani di Kabupaten Temanggung bakal terkikis. Kini, di kabupaten ini, ada tiga desa yang dijalankan program testimoni sukses ketersediaan pupuk bagi petani. Program ini adalah menjamin ketersediaan pupuk jenis non organik dan non subsidi. Namun harga pupuk sangat terjangkau bagi petani.
"Kami ingin memastikan ketersediaan pupuk non organik dan non subsidi berkualitas baik kepada petani Temanggung. Dari riset di kalangan petani, susahnya mendapatkan pupuk menjadi momok bagi mereka," kata Sigit Kristiyanto dari manajemen CV Prima Gemilang Sejahtera saat meninjau demplot tanaman padi, cabe dan sayuran di Desa Gondosuli Bulu, Desa Sanggrahan Kedu dan Desa Geblog Kaloran Temanggung, Rabu (20/3).
Sigit menjelaskan isu kelangkaan pupuk dan mahalnya harga pupuk telah memberatkan petani. Petani sebagai soko guru ekonomi di pedesaan menanggung beban paling berat. Didasari alasan tersebut, pihaknya ingin memberikan solusi bagi pengadaan pupuk non subsidi yang mampu memenuhi kebutuhan petani.
Pupuk non subsidi produksi pabrik dari pabrik di Gresik Jawa Timur ini telah dipasarkan langsung ke petani. Pupuk berbagai jenis ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau oleh petani. Distributor ini berupaya mendekatkan pelayanan. Sehingga, petani yang sudah bekerja keras, berhak mendapatkan pupuk dengan mudah.
Didik Irawan dari pihak distributor yang sama menyatakan sebagai penyedia, pihaknya hadir dan menjamin selalu tersedia pupuk yang dibutuhkan petani berapapun tonasenya. Kami sebagai mitra petani, tidak hanya melakukan penjualan pupuk. Pembuatan demplot ini juga bentuk relawan mengedukasi petani tentang penggunaan pupuk yang tepat dengan hasil cemerlang.
"Pemahaman petani tentang kandungan pupuk kadang masih minim. Penurunan produksi pertanian, bisa jadi itu terjadi karena penerapan pupuk pembenah tanah dan pupuk pemacu tanaman yang keliru. Petani harus tahu detail tentang kemampuan pupuk dalam mengembalikan unsur hara dan kesuburan tanah. Ini ada misi sosial, sebelum pupuk diterapkan ke lahan," imbuhnya.
Sebelum bibit ditanam, petani diberi edukasi dulutentang unsur tanah ya, Ph tanah dan sebagainya. Kesalahan penerapan pupuk pada lahan bisa mengakibatkan tanah mengeras dan tidak produktif untuk pertumbuhan tanaman dan buah.
Sigit dan Didik concern di dunia pupuk pertanian diawali dari keprihatinan kondisi pertanian yang seilah sudah ditinggal oleh generasi Z. Apabila diperhatikan di desa, kenapa petani cenderung berusia tua? karena genetasi muda sekarang tidak tertarik dengan pertanian, karena sektor satu ini dianggap tidak memberikan keuntungan yang menjanjikan.
"Sebenarnya menarik apabila generasi muda atau gen z ini berkecimpung di sektor pertanian, hasil atau income bisa dipacu dengan tata cara pengolahan pertanian yang betul. Pertanian bisa menghasilkan income yang tinggi," ujar Sigit.
Respon baik muncul dari kalangan pertanian di Temanggung dengan adanya program pengadaan pupuk non subsidi berharga terjangkau. H Edi Tahanianto Tokoh Petani dan Ketua Kelompok Usaha Agribisnis Terpadu Sanggrahan menaruh harapan, ketersediaan pupuk di petani, tidak akan membuat petani frustasi lagi.
Edi memberikan ilustrasi tentang pertanian di Desa Sanggrahan Kedu, dimana wilayahnya terjaga dari ketersediaan air dari irigasi. Padi, sayur dan tembakau menjadi andalan pertanian di desa ini. "Namun ketika harga gabah di tingkat petani hanya 5 ribu rupiah seperti saat ini, petani artinya rugi. Padahal kondisi secara umum harga beras sangat tinggi. Sebagai gambaran, saat ini petani harus membeli pupuk dengan harga pupuk urea 10 ribu rupiah per kilogramnya. Sementara harga gabahnya hanya 5 ribu rupiah, ini tidak masuk akal. Idealnya harga pupuk itu 1/4 dari harga gabah," tuturnya.
Edi menuturkan saat dirinya mengunjungi Negeri Gajah Putih Thailand petani disana mendapatkan jaminan soal harga jual hasil pertanian dari KUD. Ini artinya, di Thailand kehadiran negara dalam urusan pertanian sangat membantu kesejahteraan petani. Di negara-negara lain, petani juga mendptkan subsidi alat pertanian. Di sisi lain, kondisi pertanian di Indonesia sangat amburadul. Pemerintah tidak hadir untuk membantu petani. "Jika ada penyedia pupuk yang bisa hadir di petani dengan harga sangat murah, itu merupakan angin segar bagi petani," tegas Edi.
Pemerhati pertanian Anis Nugrahanto lebih ekstrem lagi mengilustrasikan kondisi petani. "Kita tidak ada petani, kita tidak bisa makan. Sebisa mungkin ketersediaan pupuk dijamin di setiap desa," tambahnya.
Desa Sanggrahan, Desa Gondosuli serta Desa Geblog bisa jadi pilot project penggunaan pupuk yang akan didatangkan dari produsen pupuk CV Kurnia Mas, Gresik, Jawa Timur yang dalam hal ini menggandeng CV Prima Gemilang Sejahtera, Magelang, sebagai distributor resmi untuk wilayah Jawa Tengah .
Didik Irawan, mengaku prihatin ketersediaan pupuk yang sangat minim di desa. Banyak permainan di segala tingkatan yang menciptakan harga pupuk yang tinggi dan petani kesulitan membelinya. "Kami siap datang dan berdialog langsung dengan petani serta mempraktekan bersama penerapan penggunaan pupuk yang tepat dan berhasil guna. Petani Temanggung juga bisa mereplikasi penggunaan pupuk yang kami demplotkan di tiga desa ini," terang Didik. (Hery S)