JEPARA, suaragrdanasional.com – Ibu ibu di buat bingung dan kesal khususnya desa guyangan umbuk umbuk atas kelangkaan gas elpiji melon 3 kg dari para agen maupun bakul (toko) khususnya di Daerah Kabupaten Jepara Jawa Tengah.
Di bulan Ramadan yang penuh dengan berkah dan pahala, dimana umat muslim berbondong bondong untuk merayakan kemenangan dengan berpuasa, tapi malah dibuat pusing atas kelangkaan gas melon tersebut dari peredaran, (kamis 20 maret 24)
Kelangkaan pasokan gas elpiji 3 kg (melon) disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan permintaan di musim tertentu, kendala distribusi, serta gangguan dalam rantai pasokan.
Hal ini membuat sejumlah penjual gas elpiji di tingkat pedagang eceran dan agen memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga secara seenaknya, bahkan melebihi batas yang wajar.
Sebut saja ibu k yg penduduk asli guyangan umbuk umbuk merasa jengkel dan di buat pusing atas langkanya gas melon LPG kalaupun ada harganya mencapai 40 ribu mau tak mau akhirnya juga kepaksa beli walaupun harganya 2 kali lipat.
Dan awak media juga berusaha menghubungi agen terdekat sebut saja saudara A bos mau tanya dan minta tolong nempel gas LPG bos untuk masak di rumah dan rupanya saudara A menjawab mohon maaf pk ini semua sudah milik orang dan saya hanya kebagian satu saja pak begitulah jawaban saudara A tersebut.
Memang ironis sekali karna bagi masyarakat di bulan Ramadhan yang penuh berkah dibuat kesulitan untuk membeli gas LPG subsidi, Dimana gas elpiji tersebut digunakan untuk memasak dan kebutuhan lainnya seperti makan sahur atau berbuka.
Sebagian warga masyarakat Kabupaten Jepara sangat kebingungan untuk mendapatkan gas melon atau gas subsidi tiga kilo (melon) dikarenakan selain sulit di beli gas melon juga memiliki harga yang selalu naik dan mahal melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), Bahkan sebagian masyarakat rela mencari di toko yang sangat jauh letaknya dari rumah warga.
Masyarakat desa guyangan umbuk umbuk terutama mereka yang berpenghasilan rendah, merasa tertekan oleh kenaikan harga gas elpiji yang tiba-tiba ini. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk membeli gas elpiji.
Masyarakat pun tidak ada pilihan lain kecuali menunggu toko yang biasa menjual gas lpg subsidi tersebut, dan terpaksa membeli gas lpg melon dengan harga yang sangat mahal.
Semoga kelangkaan dan harga mahal gas LPG 3 kg segera bisa stabil kembali,karna masyarakat hanya ingin keadilan yang berkelanjutan, tidak hanya sebatas program.
Maka dari itu pihak-pihak terkait kestabilan peredaran gas LPG subsidi, agar lebih ketat lagi untuk bisa memantau dan mengawasi agen atau pengecer di mitra usaha masing-masing pangkalan.
Diharapkan dengan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan kerja sama antara stakeholder, kelangkaan gas elpiji 3 kg dapat segera diatasi dan harga dapat kembali stabil.
Masyarakat pun berharap agar situasi ini tidak berlangsung lama dan tidak memberikan dampak yang terlalu besar terhadap kondisi ekonomi dan kesejahteraan mereka.
(sus)