Temanggung, suaragardanasional.com - Kreatifitas mengolah makanan ringan makin tinggi di tengah kompetisi usaha kecil dan menengah. Warga Bansari di Kabupaten Temanggung, mengolah makanan ringan berbahan dasar undur-undur dari laut Pantai Selatan, menjadi snack seafood crispy yang digemari konsumen.
Susanto (60) warga Campuranom, Bansari, mengolah undur-undur atau dalam bahasa latin disebut Myrmeleon. Senenarnya undur-undur merupakan serangga famili Myrmeleontidae ordo Neuroptera. Pada saat ini larva Myrmeleon (selanjutnya disebut undur- undur) merupakan serangga yang banyak dicari oleh manusia. Tujuannya untuk dikonsumsi sebagai sebuah makanan. Undur-undur yang hidup dan berkembangbiak di pasir pantai ini, secara awam dijuluki seafood.
Peluang usaha olahan seafood undur-undur ini didapatkan Susanto dari tak sengaja. Dirinya pernah mengunjungi Pantai Ambal di Kebumen untuk berwisata. Selama kunjungan disana, dia menemukan ide untuk mencari undur-undur dan dibawa pulang. "Waktu itu Saya bawa pulang ke rumah, dua kilogram undur-undur yang masih hidup. Sesampai di rumah Temanggung, mau diapakan undur-undur ini? Kami nemu ide, berekplorasi menggoreng undur-undur begitu saja dan ternyata rasanya kog sangat enak, gurih dan renyah," tuturnya mengenang awal usaha menggeluti bisnis ini.
Susanto pun mengulangi kunjungan ke sejumlah lokasi, Pantai Mliwis, Pantai Ambal dan pantai-pantai sekitarnya yang memiliki hamparan pasir pantai luas yang banyak terdapat undur-undur. Berbekal peralatan ciptaan modifikasi seadanya, dimulailah hunting undur-undur bersama anaknya. Untuk mengumpulkan sekian kilogram undur-undur, diperlukan durasi waktu sekitar tiga jam dan pencarian undur-undur dilakukan mereka saat pagi hari dari mulai pukul 05 hingga 08 WIB. Deburan ombak yang menghempas jadi perjuangan tersendiri untuk mendapatkan undur-undur yang berukuran besar.
Selanjutnya, hasil hunting undur-undur dikumpulkan di wadah khusus dan dibawa ke Temanggung untuk diolah dalam beberapa varian olahan, seperti goreng original, tepung crispy dan rempeyek. Bumbu khusus diciptakan oleh Susanto untuk bisa menghasilkan taste undur-undur yang creamy dan gurih. Sajian snack seafood ini sengaja disajikan apa adanya, cangkang undur-undur dihilangkan, namun kulit tubuh undur-undur dibiarkan. Justru rasa gurih dari kulit inilah yang disukai konsumen," imbuh dia, Senin (19/2).
Penjualan seafood ini rupanya cukup baik di konsumen. Susanto menjual produk olahan tersebut secara online maupun jual secara langsung ke konsumen. "Kami sudah mengirim undur-undur crispy ke Jakarta. Selebihnya melayani pesanan di Temanggung dan daerah lain. Harga undur-undur crispy 130 ribu per kilogramnya. Kami mempackaging beberapa ukuran untuk dijual eceran antara 10 ribu hingga 15 ribu rupiah," jelasnya.
Undur-undur crispy ini termasuk makanan ragam hayati yang penuh gizi dan kaya manfaat. Dipercaya, mengkonsumsi undur-undur mampu mencegah penyakit stroke dan rematik. Kandungan manfaat lain adalah baik bagi paru-paru manusia, sehingga dapat mencegah sakit asma. Ditambah mampu meminimalisir zat lipid di dalam hati, dan menurunkan kolesterol. (Hery S)