Ratusan Warga Jogja Aksi Jalan Mundurnya Demokrasi

 

MUNDURNYA DEMOKRASI : Masyarakat dan aktivis di Yogyakarta mengadakan aksi malam, jalan mundur dari Alun-Alun Kraton Yogyakarta menuju Istana Negara Gedung Agung, Kamis (8/2). Aksi ini sebagai gerakan moral atas berlangsungnya kemunduran demokrasi yang dipraktekkan oleh Presiden Joko Widodo. Foto : Hery Setyadi


Yogyakarta, suaragardanasional.com - Warga Yogyakarta, digawangi Forum Aktivis Jogja gerah dengan situasi politik nasional yang tak sehat. Mereka, Kamis (8/2/2024) malam mengadakan aksi jalan kaki  mundur, sebagai simbol atas mundurnya demokrasi pada Pemilu 2024. Aksi ini diikuti warga Kota Gudeg dari Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta menuju Istana Negara Gedung Agung. 


"Sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu telah memutuskan bahwa Komisi Pemilihan Umum RI melanggar kode etik atas penerimaan pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Keputusan ini menggenapi permasalah pelanggaran etik yang sebelumnya diputus Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi atas perubahan persyaratan capres/cawapres oleh Mahkamah Konstitusi," kata aktivis Widihasto Wasana Putra kepada SGN.com.


Menurut mereka, pelanggaran etik yang dilakukan dua lembaga tinggi negara MK dan KPU secara pararel dalam konteks kasus sama cawapres mencederai dan menghianati proses pelembagaan demokrasi yang dengan susah payah diperjuangkan sejak era gerakan Reformasi 1998.


Nilai-nilai etika moral sebagai sumber rujukan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah dinafikan. Penyebab dari ini semua karena adanya upaya pelanggengan kekuasaan dinasti politik keluarga Joko Widodo. Tanpa rasa malu Joko Widodo menabrak rambu-rambu untuk tidak boleh terlibat dalam konflik kepentingan politik. 


"Relasi kuasa inilah yang pada gilirannya menyebabkan kehidupan demokrasi Indonesia terancam. Tirani politik bakal mencengkeram," tandasnya.


Apa yang terjadi dalam realitas politik hari ini adalah yang paling buruk dalam sejarah politik modern Indonesia. Praktek politik Joko Widodo bahkan disebut lebih buruk ketimbang era Soeharto.


"Menyikapi hal itu, Forum Aktivis Jogja yang dimotori aktivis reformasi 1998 malam ini Kamis 8 Februari 2024 menggelar Aksi Keprihatinan Jalan Mundur Demokrasi. Aksi diawali jam 18.30 WIB dari Alun-Alun Utara Yogyakarta (pojok timur Sasono Budaya) dengan berjalan mundur menuju Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta. Jalan mundur dilakukan sebagai pernyataan rakyat bahwa kehidupan demokrasi Indonesia alami kemunduran hebat.


Massa aksi akan membawa obor sembari mengarak keris pusaka luk 11 tangguh Pajang Mataram. Dengan dapur Carito Prasojo, pamor Singkir Boyo. Keris ini mempunyai warangka model gayaman Yogyakarta dari kayu Timoho. Pendok model bunton dar lbahan tembaga, deder wondo taman banaran dari bahan kerbau bule, serta endak motif lugas dari bahan perak.


Tanjek Yoni pusaka ini atau kekuatan dari pusaka ini dipercaya untuk menyingkirkan angkara murka, menyingkirkan keserakahan orang-orang yang selalu ingin menguasai segalanya.


Obor sebagai simbol bahwa NKRI tengah diselimuti kegelapan sehingga diperlukan api untuk meneranginya kembali. Api juga sebagai simbol semangat juang rakyat yang senantiasa menjaga NKRI dari upaya kehancuran dari keangkaramurkaan.


Aksi untuk mengawal demokrasi Indonesia ini digalang oleh Forum Aktivis Jogja dan mendapat dukungan dari masyarakat luas. Para aktivis tersebut antara lain, Agung Budyawan (Eks USD) | Hanif Muhammad (Eks UII), Iranda Yudhatama (Eks UPN), In'am eL Mustofa (Eks UIN), Pedro Indharto (Eks UJB), RM. Jugil Adiningrat (Eks UMY), Syarief Aryfa'id (Eks STPMD APMD), Titok Hariyanto (Eks UGM), Widihasto Wasana Putra (Eks UAJY) dan Yoyock Suryo (Eks ISI). (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top