Temanggung, suaragardanasional.com - Gedung Sasana Bhakti Pustaka bergemuruh. Seni baca puisi dan tari silih berganti mengisi ruang di sisi timur Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dinpusip) Kabupaten Temanggung yang biasanya sunyi.
Di ruang tersebut, Rabu (28/2) dihelat acara launching atau peluncuran sekaligus bedah buku antologi cerpen berjudul “Ephemeral”. Serangkaian buah karya sastra ini ditulis oleh siswa-siswi MAN Temanggung. Acara ini menjadi sorotan utama dan mendapatkan atensi pemerintah daerah, dengan hadirnya PJ Bupati Temanggung yang diwakili Asisten Sekda Bidang Kesra, Syamsul Hadi serta berbagai penampilan seni yang memukau.
Dihadiri oleh siswa dan guru MAN Temanggung, Perwakilan dari SMA N 3 Temanggung, KSS3G, segenap Kepala Dinas dan jajaran Dinperpusip, Kankemenag, serta undangan lain yang turut memeriahkan acara.
Dengan tema “Ephemeral” yang berarti singkat. Antologi cerpen ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan yang singkat namun penuh makna. Para siswa-siswi MAN Temanggung melalui karya-karya cerpen, mereka mempersembahkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman dengan penuh kekayaan imajinasi.
Dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan sambutan pembuka dari Asisten Sekda. Kemudian dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Jakfar Sodik, S. Pd. I, M.Pd., dan pembacaan puisi oleh Chuma, dengan judul puisi “Aku adalah Aku” yang merupakan bagian dari antologi “Ephemeral”.
Puncaknya, penampilan tari Prahara Ratu Jaya oleh Alya memukau penonton dengan gerakan lincahnan atraktif. Disambung dari SMA N 3 Temanggung dengan musikalisasi puisi dan lagu-lagu yang mengharukan turut memeriahkan acara. Kehadiran mereka menambah warna dan semangat dalam perhelatan ini.
Dramatisasi Ephemeral dengan cerita dari judul "Kamar Terakhir" yang dibawakan oleh Sabila, Fata, Neiva, dan Zahra berhasil membuat penonton terbawa cerita hingga meneteskan air mata.
Kepala MAN Temanggung, Ali Masyhar, S. Ag, M.Si. memberikan sambutan sekaligus berterimakasih kepada semua pihak atas terselenggaranya acara yang meriah ini. Acara yang bisa dikata langka ini diapresiasi oleh Kepala Dinpusip dan Kepala Kankemenag.
“Setelah tiga tahun pandemi Covid-19, hari ini gedung ini pertama kali dimanfaatkan oleh MAN Temanggung,” kata Kepala Dinpusip Saltiyono Atmaji. Yang bersangkutan juga menuturkan bahwa Temanggung adalah kota seni dan budaya. Temanggung ini masuk dalam dunia seni dan budaya. Pada contoh Situs Liyangan itu terdapat sangkut paut sastra dengan Kerajaan Majapahit, tuturnya.
Di tengah acara, Kepala Dinpusip menandatangani cover Antologi Cerpen "Ephemeral" dan menyerahkan piagam penghargaan kepada tiga karya terbaik.
Menariknya, pada sesi diskusi dibahas tentang kritik dan motivasi dari antologi "Ephemeral". Serta ilmu pratulis yang diperoleh dari sesi tersebut, seperti mengetahui koridor cerita, menjaga konsistensi menulis, dan pemilihan peristiwa dalam menulis cerpen.
Antologi cerpen “Ephemeral” menjadi bukti nyata potensi dan bakat yang dimiliki oleh siswa-siswi MAN Temanggung. Diharapkan, karya-karya mereka dapat terus menginspirasi dan memberi makna bagi pembaca di berbagai kalangan. Acara menarik ini ditutup dengan foto bersama para undangan. (Hery S)