Grebek Gumuk Kembang Sedekah Bagi Alam Semesta

 

KIRAB BUDAYA : Desa Candisari patut diacungi jempol soal nguri-nguri budaya tradisional. Warga desa ini menggelar Grebek Gumuk Kembang sebagai refleksi sedekah bumi dan rasa syukur warga pada alam dan lingkungan  Foto : Hery Setyadi


Temanggung, suaragardanasional.com - Ratusan warga Dusun Candi, Desa Candisari, Kecamatan Bansari beriringan keliling dusun pada Grebek Gumuk Kembang, Sabtu (24/2). Warga dari tujuh RT mengarak tumpengan berukuran besar dan beberapa "ogoh-ogoh" dari pusat dusun menuju puncak Gumuk Kembang, yang menjadi maqom atau titik pusat keberadaan Desa Candisari.


Air suci berwadah kuningan dibawa oleh para gadis warga setempat. Sebagai perlambang kemurnian sumber kehidupan. Ritual budaya sedekah bumi menjadi media rasa syukur warga akan berlimpahnya sumber kehidupan, yakni air. Dengan sumber air yang selama berabad-abad mengaliri bumi Candisari, telah menyuburkan segala tanaman. Yang kelak mencukupi kebutuhan hidup warga.


Grebek Gumuk Kembang adalah salah satu ikhtiar warga untuk meneguhkan citra desa mereka sebagai sumber kebudayaan. Dusun Candi masih menyimpan peninggalan berupa situs candi yang elok nan elegan. Peninggalan penting ini diperkirakan ada sejak era Mataram Kuno. Bebatuan candi berukir relief tertata di dusun ini, seolah saksi peradaban leluhur mereka yang begitu menghargai alam semesta. Situs benda cagar budaya ini tersimpan rapi berpagar di pinggir jalan dusun dan semoga ke depan bisa ditempatkan di bangunan khusus.


Arak-arakan atau kirab grebek memutar tiga kilometer melingkari jalanan dusun yang beraspal. Tumpeng besar berwujud buah-buahan, sayur mayur, makanan tradisional, alat masak, sepatu, bahkan uang kertas berbungkus plastik. "Di Gumuk Kembang, tumpengan besar itu dibagikan kepada warga. Sebagai bentuk rasa syukur warga sudah dicukupi kebutuhan hidupnya dari alam. Ini wujud sedekah bumi," tutur Susanto pegiat budaya Bansari yang terlibat di kirab dengan pakaian tokoh pewayangan Semar. Susanto bersama rekan-rekan Perkumpulan Budaya Kadipaten Bhumiphala (KDP) tampil total dengan berpakaian tokoh-tokoh pewayangan lengkap.

Kepala Desa Candisari, Parwidi atau akrab disapa warganya dengan sebutan Kang Ceper menjelaskan, Grebek Gumuk Kembang menjadi aset budaya desanya. Keterlibatan seluruh warga yakni dari tujuh RT membuktikan kecintaan warga pada budaya tradisional. Event semacam ini akan ditingkatkan kualitasnya sehingga menjadi kegiatan kreatif budaya yang dikenal secara nasional. 


Pelepasan burung sebelum kirab diberangkatkan, adalah simbolisasi dari kecintaan manusia pada pembebasan. Alam semesta, tanah, air, tumbuhan, hewan dan manusia adalah bagian dari alam yang menyatu dan hidup berdampingan. Desa Candisari cukup dikenal sebagai kawasan pertanian yang subur. Tugas manusianya adalah menjaga kelestarian alam dan lingkungan tetap bersih.

Kirab Grebek Gumuk Kembang diikuti perwakilan dari Bupati Temanggung, Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Temanggung, Forpimcam dan tokoh-tokoh agama serta budaya setempat. Grebek ini menjadi magnet bagi masyarakat luar untuk mengenal lebih luas tentang Desa Candisari. Dalam khazanah sejarah peradaban di lereng Gunung Sindoro, desa ini sudah menorehkan nama harum sebagai desa penjaga budaya tradisional.


Rangkaian atraksi budaya setelah kirab adalah digelarnya pentas wayang kulit semalam suntuk Sabtu hingga Minggu (25/2) dini hari. Dilanjutkan siang hari dengan pementasan tari kuda lumping yang menjadi ikon budaya Kecamatan Bansari. Giat budaya akan ditutup dengan pengajian bersama warga dusun. (Hery S)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top