Pengangguran Kab. Rembang Naik Lagi, ini penyebabnya.


Rembang, suaragardanasional.com
– Angka pengangguran terbuka di Kabupaten Rembang pada tahun 2023 mengalami kenaikan, dibandingkan tahun 2022 lalu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.


Kepala BPS Kabupaten Rembang, Teguh Iman Santoso membeberkan pada bulan Agustus 2022 dari jumlah angkatan kerja mencapai 382.337 orang, tercatat pengangguran terbuka sebanyak 6.723 orang (1,76 %). Angka ini menjadi pengangguran terendah se-Jawa Tengah.


Namun pada Agustus 2023, dari jumlah angkatan kerja 380.165 orang, terdapat angka pengangguran 9.896 orang atau 2,60 %, sehingga mengalami kenaikan 0,84 %, dibandingkan tahun sebelumnya.


Kenaikan tersebut menempatkan Kabupaten Rembang dengan jumlah pengangguran terendah nomor 3 se-Jawa Tengah, setelah Kabupaten Wonogiri dan Temanggung.


“Kita lakukan survei angkatan kerja nasional (Sakernas), sampelnya untuk estimasi tingkat kabupaten. Tahun 2022 pengangguran di Kabupaten Rembang terendah se-Jawa Tengah, tapi di 2023 naik lagi dan bukan yang terendah,” ungkapnya saat berkunjung ke Sekretariat Perwatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Rembang, Jum’at pagi (19 Januari 2024).


Teguh menambahkan beradasarkan hasil survei, naiknya pengangguran disebabkan sejumlah hal.


Misalnya perusahaan mengurangi jumlah karyawan, karena permintaan produksi menurun.


“Wajar karena permintaan menurun, satu-satunya jalan menurunkan produksi, dengan mengurangi tenaga kerja. Tidak diphk, tapi tidak masuk kerja sementara,” imbuh Iman.


Selain itu, faktor bencana alam, sehingga mengakibatkan lahan pertanian banjir.


“Sawah banjir, tidak bekerja. Soalnya pertanyaan kita kan aktivitas seminggu yang lalu apa. Kalau seminggu yang lalu tidak melakukan kegiatan untuk mendapatkan penghasilan, kategorinya menganggur,” bebernya.


Data-data pengangguran itu sudah diteruskan kepada Pemkab Rembang, sebagai bahan mengambil kebijakan.


BPS juga memperinci jenis pekerjaan menurut lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2023, meliputi sektor pertanian 32,65 %, manufaktur/pabrik 22,48 % dan sektor jasa 44,87 %.


Sedangkan pekerja berdasarkan pendidikan, BPS mengklasifikasikan lulusan SD sederajat paling banyak, dengan 45,88 %. Disusul SMP sederajat 22,42 %, SMA sederajat 15,29 %, SMK 6,37 %, Diploma 1,78 % dan sarjana 8,26 %. (T.Adjie)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top