Semarang, SGN.Com - Forum Jateng Gayeng (FJG) menjelang akhir tahun 2023 menggelar Konggres Ke-4 di Wisma Perdamaian, Tugu Muda, Kota Semarang, Kamis (28/12). Hajatan konggres lima tahunan ini untuk memperkokoh kekompakan ormas dan aktivis se-Jawa Tengah menyongsong Indonesia Emas 2045. Achmad Robani Albar terpilih sebagai Ketua FJG 2024-2029 secara aklamasi.
Ketua FJG Achmad Robani Albar SH MH berterimakasih kepada seluruh tokoh masyarakat, agama, para peserta, dan tamu undangan Forkompimda Pj Gubernur Jateng, Pangdam IV Diponegoro, Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi Jateng, Kapolda Jateng, yang turut hadir di arena Konggres. "Kita FJG menggelar konggres untuk memilih kepemimpinan FJG periode 2024-2029. Konggres Ke-4 ini diikuti 135 peserta mewakili ormas/LSM dan aktivis se-Jateng. Tujuan mulia konggres adalah melanjutkan program FJG sebagai pemersatu ormas/LSM dan aktivis yang mempunyai visi utama untuk kemajuan Indonesia," kata Achmad Robani Albar yang namanya kembali dijagokan sebagai salah satu kandidat Ketua FJG 2024-2029.
Konggres Ke-4 FJG ini untuk menentukan arah dan program FJG ke depan serta memilih ketua selanjutnya. Empat orang kandidat ketua mengemuka di arena konggres yakni, Riyanta SH Ketua GJL dan anggota DPR RI asal Pati. Kedua adalah Rohimin aktivis LSM dari Boyolali. Ketiga, Alby Maulana aktivis dari Demak. Dan incumben Ketua FJG 2017-2023 Achmad Robani Albar SH, MH seorang pengacara dan aktivis asal Kota Semarang.
FJG berdiri tiga belas tahun lalu dan sudah menggelar konggres keempat kalinya. "Hari ini alhamdulillah dihadiri seluruh pendiri FJG Bapak Riyanta SH, Bapak Joko Wahyudi dan lainnya.
Peserta konggres yang hadir 135 peserta yg masing-masing mewakili ormas/LSM dan aktivis se- Jateng. Kehadiran peserta sebanyak ini dengan demikian membuktikan konggres ini sudah kuorum," papar Robani.
Konggres dibuka oleh Pj Gubernur Jateng yang diwakili Kepala Kesbangpol Prov Jateng, Haerudin SH, MH. Dalam sambutan Pj Gubernur, menyampaikan FJG adalah ajang dan wadah silaturahmi bagi antar aktivis di Provinsi Jateng. "Siapapun yang jadi ketua terpilih, diharapkan bisa bermitra dengan Pemprov Jateng dalam pembangunan memajukan Jateng. FJG harus tetap konsisten dan dapat memposisikan secara proposional dan baik dengan pemprov dan dapat memberikan sikap kritis dan konstruktif bagi Jateng. Kami siap menerima kritikan untuk kebaikan Jateng dan menjadi intelektual yang baik dalam menciptakan ide dan gagasan baik," kata Haerudin.
"FJG diharapkan menjadi penjaga kesatuan dan pencegah radikalisme, teroris dan pemecah belah bangsa.
Di tahun politik 2024 diharapkan FJG menjadi pihak yang ikut menciptakan kondisi daerah yang aman, kondusif dan damai.
Selamat atas konggres FJG Ke-4 ini mudah-mudahan menghasilkan yang terbaik," tandasnya.
Saat Konggres baru dibuka, sempat terhenti dengan statemen salah satu peserta yg mempersoalkan stempel di surat dan logo FJG berbeda. Menurut pemrotes bernama Sentot dari Forkomas ini, konggres bisa cacat hukum kalau ada yang berbeda. Konggres dilanjut setelah mayoritas peserta menyetujuinya.
Ketua FJG 2017-2023 Achmad Robani Albar saat menyampaikan pertanggunjawaban kepengurusan, mengemukakan, sampai di tahun 2023 anggota FJG yang semula hanya 60 ormas/lembaga, kini sudah meningkat menjadi ratusan ormas/lembaga dan aktivis yang bergabung. "Kami sudah sampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepengurusan periode 2017-2023. Tadi sempat ada sedikit interupsi dari peserta, saya jelaskan soal stempel dan logo itu tidak ada undang-undang yang mengatur. Logo dan stempel tersebut sudah ada sejak tahun 2010 saat FJG berdiri (resmi berdiri 24 April 2010)," terangnya.
Robani mengklaim, di seluruh 35 kab kota di Jateng sudah terbentuk Koordinator Tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara (KSB).
Ketua Pembina FJG Ir Joko Wahyudi, memberikan testimoni di arena konggres bahwa konggres ini harus berlangsung secara danai dan gayeng. Hal-hal yang tidak prinsip, bisa dilewati dengan kebersamaan dan kekompakan. "Saya saat awal Forum Jateng Gayeng dibentuk, diangkat sebagai Ketua Pembina, saya juga tidak tahu. Ini cerita saja, sata pernah memimpin perusahaan farmasi dengan 750 karyawan. Dan memimpin hotel dengan seratus karyawan. Kebersamaan dan kekompakan adalah hal yang utama. Dan ini, saya selalu disebut guru oleh Mas Robani (Ketua FJG). Saya heran kapan Mas Robani berguru dengan saya? Ini saya beri kesaksian bahwa Mas Robani telah melaksanakan tugasnya sebagai ketua dengan baik dan lancar, itu menurutnya sudah baik. Karena FJG ini menghimpun sekian banyak ormas dan aktifis yang beragam karakteristik. (Hery S)