Temanggung, SGN.Com - Warga Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran masih dihantui kelangkaan air bersih. Di saat sudah memasuki musim hujan pun, warga Porot masih mengandalkan bantuan droping air bersih dari berbagai pihak. Dusun ini sebenarnya memiliki fasilitas Spamdes yang terkoneksi ke 300 titik rumah warga, namun warga tak memanfaatkannya.
Derita warga Porot yang wilayahnya di pegunungan dan ditengah hutan ini sepertinya tak berkesudahan. Keberadaan fasilitas Spamdes di kaki sungai Belang yang pernah dibangun di tahun 2019 lampau dengan anggaran ratusan juta, hingga kini tak difungsikan warga.
Berbagai pihak tergerak untuk membantu kebutuhan air bersih bagi warga Dusun Porot. Pihak SMP Masehi di Kota Temanggung, pada hari Jum'at (8/12) telah memberikan bantuan droping air bersih sejumlah dua truk tangki. Wujud kepedulian pihak sekolah dan siswa SMP Masehi patut diapresiasi sebagai manifestasi nilai kemanusiaan. Puluhan siswanya ikut datang ke lokasi, menampung air bersih dari truk tangki ke ember-ember yang sudah dipersiapkan oleh warga Porot. "Ini inisiatif pihak sekolah karena ada permintaan bantuan air bersih dari warga," kata Agus Setiyono, salah satu relawan di Temanggung yang mendampingi proses droping air bersih di lokasi.
Kades Getas, Dwiyanto, Selasa (12/12) menjelaskan, hingga tahun 2023, Dusun Porot sebenarnya sudah memiliki dua fasilitas Pamsimas lama dan satu tambahan fasilitas Spamdes yang dibangun di tahun 2019. Anggota DPR RI Ir Sudjadi adalah pihak yang menurunkan program pembangunan fasilitas Spamdes di Belang. Dua fasilitas Pamsimas yang lama, dirasa belum mampu memenuhi kebutuhan air warga Dusun Porot dengan jumlah 255 kepala keluarga (KK). Pembangunan Pamsimas di tahun 2019 semula diharapkan bisa membantu mengatasi problem kekurangan air bersih di wilayah dusun yang penduduknya heterogen tersebut. Namun, karena fasilitas Spamdes di Belang ini tak terurus oleh panitia di dusun, fasilitas Spamdes itu dalam kondisi siap pakai dan ketersediaan air mencukupi. Ada ratusan water meter yang sudah terpasang," terang Dwiyanto.
Usai dikerjakan oleh pihak pemborong, sejak tahun 2019 sampai dengan bulan Desember tahun 2023 air bersih yang dinanti-nanti warga sudah mengalir. Beberapa mesin penyedot air bertenaga listrik yang terpasang di lokasi karena lamanya nganggur tidak dipergunakan. Menurut rencana fasilitas Spamdes itu adalah tampungan air yang berasal dari tiga sungai utama yang membelah Dusun Porot, yakni Porot, Semrica, Belang. Diproyeksikan Dusun Porot yang terdiri dari 14 RT, dan 2 RW dengan jumlah KK sebanyak 255 bisa tercover oleh keberadaan fasilitas Spamdes.
Kades Dwiyanto memaparkan, kewenangan penggunaan fasilitas Spamdes ada pada dusun setempat. Bsntuan pemerintah yang sudah diwujudkan itu, meliputi bangunan, kelengkapannya, termasuk tiga unit mesin pompa yang disediakan, dua diantaranya siap pakai di lokasi penampungan. Satu unit lagi, tersimpan di Balaidesa Porot sebagai cadangan.
Droping air bersih dari luar semestinya tidak terjadi lagi. Jika fasilitas Spamdes dimanfaatkan oleh warga Porot. Toh dulu saat fasilitas Spamdes dalam tahap perencanaan, adalah hasil dari aspirasi warga Porot. Lalu kemudian, ada bantuan dana dari pusat, dan dikerjakan oleh PUPR.
Bilamana ada keluhan dari beberapa warga Porot yang keberatan dengan biaya listrik, soal tersebut bisa dimusyawarahkan bersama. Tak ada problem yang tidak bisa diselesaikan. Adanya Spamdes di Porot menjadi aset dusun yang selayaknya dipelihara dan dimanfaatkan oleh dan untuk kebutuhan warga dusun. (Hery S)