Menakjubkan, 350 Siswa TK Se-Sumowono Kolosal Bikin Batik Shibori

KOLOSAL BIKIN BATIK : Ratusan anak siswa-siswi TK se- Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang membuat motif batik secara kolosal di Alun-alun Sumowono, akhir pekan, Sabtu (11/11). Mereka membuat batik dengan teknik Shibori yang dibimbing oleh Edisuncenter. Foto : Hery Setyadi




Semarang, SGN.Com - Ratusan siswa taman kanak-kanak nampak sumringah di Alun-alun Sumowono Kabupaten Semarang, saat akhir pekan, Sabtu (11/11). Mereka pada hari tersebut  terlibat dalam suatu kegiatan bermanfaat yang bikin hati mereka gembira. Ya, sebanyak 350 siswa-siswi TK se-Kecamatan Sumowono berkreasi membuat batik warna-warni diatas lembar kain.


Ratusan bocah usia dini ini eksplore diri dengan pembuatan motif batik yang dilatih dan dibimbing langsung oleh Edisuncenter, sebuah lembaga edukasi pembuatan batik. Lembaga yang expert dalam pembuatan batik pimpinan Mahsun Saebani mendapatkan kepercayaan untuk membimbing ratusan siswa TK tersebut. Mereka diperkenalkan oleh Edisuncenter, cara membuat batik dengan teknik Shibori dari Jepang.


Pilihan atas teknik ini, dengan pertimbangan proses pembuatan batiknya bisa mudah dipahami oleh anak-anak. "Eksekusinya dalam pembuatan batik dengan teknik Shibori cepat nyantol pada diri anak-anak. Kami memberikan panduan singkat, mereka langsung bisa menerapkan pembuatan motif yang atraktif, penuh warna menawan," kata Mahsun Saebani yang dijumpai di sela-sela pembuatan batik secara kolosal tersebut.


Menurut Mahsun, Shibori adalah sebuah teknik pewarnaan kain yang memanfaatkan ikatan dan celupan untuk menentukan motif pada kain yang populer di Jepang dan telah digunakan sejak zaman kekaisaran Jepang beberapa ratus tahun yang lalu. Di Indonesia, batik ini banyak dijumpai di kota-kota tempat tujuan wisata, seperti di Bali dan Yogyakarta.


Anak-anak atau siswa TK tentunya terbiasa di sekolah mereka dengan aktifitas menggambar warna-warni di kertas atau buku. Nah, pada bimbingan pembuatan batik teknik Shibori di Sumowono ini, anak-anak mendapatkan experience baru. Berupa cara mencelup kain dan mendapatkan warna sesuka hati mereka. 


Anak-anak ini terlihat punya ketertarikan tersendiri dengan kain-kain yang bermotif unik. Dibuktikan dengan hasil mereka dalam membuat batik. Setiap anak mempunyai selera seni tersendiri  Pilihan mereka atas warna juga berbeda. "Di pelajaran membuat batik inilah, insting seni seiring anak muncul dan terlatih. Anak-anak bisa eksplorasi diri dengan kebebasan memilih warna dasar dan bagaimana menghasilkan warna sekunder atau tersier pada sehelai kain batik," ulas Mahsun yang kerap memberikan pelatihan batik di berbagai kabupaten ini.


Shibori ini sebenarnya merupakan salah satu produk tradisional khas Jepang yang proses pembuatannya agak mirip dengan kain batik yakni pola atau motif kain diciptakan melalui proses pencelupan pada bahan pewarna.


Pengertian Shibori atau shiborizome biasa pakai untuk mendefinisikan berbagai metode menghias kain atau bahan tekstil yang dilakukan dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau dilipat sesuai pola tertentu. Berdasarkan catatan sejarah teknik pembuatan shibori yang kita kenal hingga saat ini konon sudah ada sejak abad ke-8. 

Guru pendamping siswa-siswi TK, sekaligus Ketua IGRA Kecamatan Sumowono, Nanik, mengaku kegiatan semacam ini menjadi hal baru yang menarik bagi anak-anak. Menurutnya, anak-anak seperti dilatih kepekaan atau naluri berkeseniannya. "Kegiatan membatik secara kolosal di lapangan terbuka atau outdoor ini, mendorong anak-anak lebih rileks dan kreatif. Hasil karya batik mereka bagus, warnanya ceria, dan satu hal yang terpenting adalah anak-anak merasa bangga bisa berkarya yang luar biasa," terang Nanik. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top