Kisah Mbah Pirmiyatun, Dulu Memprihatinkan Kini Melegakan

Kondisi rumah Mbah Pirmiyatun, sebelum dan sesudah dibangun.

Rembang, SGN. com – Kisah memprihatinkan dialami seorang warga lanjut usia (Lansia) di Desa Pamotan Kecamatan Pamotan, yang merupakan desa asal Bupati Rembang, Abdul Hafidz.


Wanita bernama Pirmiyatun ini menempati rumah tidak layak huni berdinding anyaman bambu yang berdiri di atas tanah milik negara. Ia bahkan hidup sebatang kara.


Atas kondisi tersebut, Kementerian Sosial menyalurkan bantuan kepada nenek berusia 90 tahun yang sudah kesulitan jalan kaki itu.


Bantuan berupa renovasi rumah, paket Sembako, alat bantu jalan hingga fasilitas di dalam rumah seperti kasur, meja, kursi, televisi, kompor, kipas angin, korden, lemari dan karpet hingga kloset duduk.


Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo mengatakan Mbah Pirmiyatun termasuk Lansia yang wajib mendapatkan prioritas bantuan.


“Atas laporan kami, Menteri Sosial, bu Tri Risma Harini menugaskan Tagana dan Sentra Sentra Margolaras UPT Kemensos Pati ke lokasi melihat langsung kondisi Pirmiyatun. Pasalnya tanah yang bukan milik sendiri menjadi kendala Pemerintah Kabupaten saat akan memberikan bantuan bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Makanya bantuan dari Menteri Sosial berbentuk hibah perbaikan rumah,” ungkapnya, Selasa (21/11).


Prapto menambahkan perbaikan  rumah sudah selesai, kemudian dilanjutkan penyerahan bantuan sarana prasarana di dalam rumah.


Sementara itu Wahyu, pekerja sosial dari Sentra Margo Laras UPT Kemensos Pati membeberkan sebenarnya Pirmiyatun sudah diberi pilihan untuk pindah ke tanah bengkok desa, sehingga bisa dibangunkan rumah baru. Namun yang bersangkutan tetap ingin tinggal di lokasi semula.


“Sehingga kita membuat surat perjanjian berkaitan status hak guna tanah yang ditinggali mbah Pirmiyatun. Tanah itu akan ditempati mbah Pirmiyatun sampai beliau meninggal. Setelah itu, tanah akan kembali dikelola oleh desa, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari,” ujar Prapto.

Wahyu berharap Pirmiyatun bisa nyaman di sisa masa hidupnya. Menikmati hari-hari tua, dengan tinggal di rumah yang layak.


Anggaran bantuan renovasi  rumah sampai perlengkapan di dalamnya Rp.31 juta lebih. Sedangkan atensi dan alat bantu jalan senilai Rp. 1,3 juta.


Pirmiyatun mengaku sangat bahagia dan tidak pernah menyangka rumah yang ditinggalinya menjadi jauh lebih bagus.


“Aku iso turu ora kademen, ora kudanan. Aku turune penak, aku ra nyongko nak omahku digawe koyo ngene, tak pikir mung cukup gedhek,” kata Pirmiyatun tersenyum.(Totok Adjie)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top