Dua Proyek Siluman Bikin Warga Porot Bingung

 

PROYEK MANGKRAK : Dua proyek di Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung diketemukan mangkrak sejak tahun 2019 hingga 2023. Proyek ratusan juta itu tak berfungsi dan membuat bingung warga. Foto : Hery Setyadi

Temanggung, SGN.Com - Warga Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran risau dan bingung dengan adanya dua macam 'proyek siluman' di dusun mereka. Satu proyek berupa Balai Dusun Porot  yang dibangun hanya berupa atap gavalum dengan tiang besi, tanpa ada dinding, apalagi pintu dan jendela.


Balai Dusun tersebut juga tidak selayaknya, sebab permukaan bawah masih berupa tanah. Pondasi bangunan itu diduga kualitasnya tidak sesuai spesifikasi. Sedangkan satu wujud proyek lagi berupa bak penampungan air mirip Pamsimas. Ironisnya, bangunan penampungan air ini, seperti halnya Balai Dusun, sejak tahun 2019 hingga 2023 ini, tidak bisa dipergunakan sesuai fungsinya alias mangkrak.


Dari pantauan di lokasi Balai Dusun diperkirakan luasnya 200 meter persegi tersebut, tak terawat. Di lokasi bangunan "telanjang" tersebut malahan untuk tempat parkir kendaraan milik warga. "Kalau malam hari jika ada angin bertiup besar, suara atap sangat keras. Seakan-akan atap mau terbang," tutur Mulyani (33) warga yang rumahnya berada persis dibawah tebing Balai Dusun Porot. 


Kekhawatiran Mulyani dan beberapa warga yang rumahnya dibawah tebing adalah takut kelongsoran tanah dan menimpa rumah mereka. Menurut Mulyani, sejak Balai Dusun Porot didirikan, setidaknya sudah dua kali tebing gugur longsor menimpa rumah warga. Tebing tersebut masih berupa tanah dan tidak ada bangunan taludnya untuk mencegah terjadinya longsor.


Mangkraknya Balai Dusun Porot yang terletak di wilayah RT 004 RW 006 Dusun Porot, Desa Getas ini menimbulkan tanda tanya besar bagi warga Porot. Pihak dusun yang hendak dikonfirmasi yakni Kadus Porot sementara, Suariman Yusuf, yang bersangkutan tidak sedang ada di rumahnya.

Dari keterangan sejumlah warga, proyek balai dusun dan  bangunan penampungan air merupakan proyek yang berasal dari Dana Aspirasi dari DPRI RI Ir Sudjadi. Dana Aspirasi itu merupakan program pusat di tahun 2019. "Kami selaku wakil warga dan anggota Grup Soreng Margo Muda sempat diundang ke Pengayoman Temanggung untuk diberi sosialiasi rencana bantuan Dana Aspirasi untuk kesenian. Tapi kemudian grup kesenian hanya menerima dana sejumlah 10 juta rupiah. Balai dusun dibangun tanpa melibatkan warga, tahu-tahu bangunan berdiri. Ya seperti itu kondisinya, hanya ada atap dan pondasi saja. Tanpa lantai semen," tutur warga Porot.


Warga mengatakan, bangunan balai dusun pengerjaannya diborongkan oleh pihak ketiga. Dengan demikian warga tidak mengetahui detil tentang bangunan dan anggaran penggunaannya. Belakangan diketahui pemborong bangunan adalah bernama Boas Joko warga luar Porot. Ketika kepadanya dimintai keterangan, Boas mengatakan dirinya saat ini sedang menggarap proyek di Sumowono.


Dari keterangan lewat telepon, Boas mengungkapkan dirinya tidak memegang gambar perencanaan bangunan. Menurutnya, gambar tersebut ada di Kepala Desa Getas dan Panitia Pembangunan Balai Dusun Porot. Boas menyebutkan pihaknya hanya sebagai pemborong yang melaksanakan pemasangan kerangka besi dan atap bangunan. "Saya hanya penggarap. Nilai proyek kerangka besi dan atapnya adalah 115 juta. Panitia Pembangunan Balai Dusun masih belum membayar kekurangan biaya kepada saya sejumlah 6 juta rupiah," ujar Boas. 


Masih menurut Boas, dari keterangan anggota Panitia Pembangunan Balai Dusun Porot, kondisi bangunan sengaja dibiarkan begitu saja. Balai dusun tersebut hanya dinaungi atap dari gavalum, dengan kerangka tiang dari besi. 

Ketika diamati, pondasi bangunan dari cor semen, namun terlihat ringkih dan tipis. Di beberapa sudut pondasi nampak kropos dan slot pondasi mengambang dari tanah. Kondisi seperti ini sangat membahayakan. Bangunan balai dusun bisa roboh sewaktu-waktu, jika diterpa angin besar atau tanah dibawahnya longsor.


Soal item proyek bangunan penampungan air. Warga menuturkan, bahwa sejak dibangun di tahun 2019 hingga kini 2023 bangunan ini tidak teraliri oleh air.  "Dari rencana dulu yang katanya bak penampungan air bisa menampung air dari empat sungai. Sepertinya hanya dialiri dari dua sungai, itupun sekarang kondisi kering," ungkap warga seraya menyebutkan bahwa serah terima bangunan tersebut dari dulu hingga sekarang belum dilakukan oleh kepala desa kepada pihak dusun.


Anggota DPR RI dari PDIP yang mengucurkan Dana Aspirasi di Porot, Ir Sudjadi, belum memberikan jawaban atau tanggapan. Saat dikonfirmasi soal ini, lewat aplikasi pengiriman pesan anggota dewan dari Komisi V ini belum ada respon. (Hery S)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top