Program Ketahanan Pangan di Desa Bandungharjo, Sesuai Instruksi Presiden Jokowi Terancam Gagal

Jepara, SGN.com  - Sri Hartini Caleg dari PPP di Dapil III DPRD Jepara  meliputi Kecamatan Donorojo, Keling, dan Kembang. Bertempat di kediamannya, Kamis (12/10/2023) sore menerima kunjungan perwakilan petani dari Desa Bandungharjo. 

Sri Hartini pasca pertemuan dengan perwakilan petani meminta kepada Khoirun Ni'am anggota DPRD Jepara agar bisa membantu para petani terkait pembangunan bendungan Kali Gelis. 

Para petani dari perwakilan Gapoktan atau gabungan kelompok tani seperti Yazid Khoironi, Ketua Poktan (Kelompok Tani) Tani Jaya 1, Tani Jaya 2, Tani  Jaya 3, dan Tani Jaya 4 dan beranggotakan sekitar 200 an petani. 

Para perwakilan petani tersebut menyampaikan keluhan kepada Sri Hartini tentang kerugian akibat banjir di lahan pertanian mereka, berkurangnya masa panen dalam satu tahun dan kondisi bendungan di Kali Gelis. 

"Petani kuatir menjelang musim hujan tahun ini, lahan persawahan mereka kembali terdampak banjir akibat jebolnya bendungan Kali Gelis beberapa bulan lalu dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian," ujar Sri Hartini mengawali pembicaraan dengan wartawan. 

Bendungan Sambong Wali (Rt. 03 / Rw. 01) atau Bendungan Kali Gelis terletak di Dukuh Nglendoh, Desa Bandungharjo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Bendungan tersebut, selama hampir 2 tahun mengalami kerusakan dan kondisinya terkini tidak ideal sebagai sebuah bendungan atau dam. 

Akibat jebolnya bendungan di Desa Bandungharjo, tentu bisa berakibat program ketahanan pangan di Desa Bandungharjo, sesuai  instruksi Presiden RI Jokowi terancam gagal. 

Hal itu disampaikan oleh Yazid Khoironi kepada awak media saat berada di area bendungan. Dan dia berharap Pemkab Jepara, provinsi Jateng dan Pusat mengalokasikan anggaran pembangunan bendungan. 

"Sebelumnya sudah ada petugas dari Pemkab Jepara yang mendatangi bendungan. Petani berharap segera instansi terkait membantu pembangunan bendungan," cetusnya. 

"Karena disaat musim hujan, kapasitas daya tampung luapan air hujan tidak bisa dibendung dan akhirnya meluap ke 450 hektare area persawahan petani serta mengakibatkan kerugian miliaran rupiah," ujar Yazid Khoironi. 

Kemudian Sri Hartini yang merupakan adik dari Khoirun Ni'am anggota DPRD Jepara Fraksi PPP. Dia menambahkan, sebelum bendungan jebol, petani bisa tanam padi 2 kali dan  palawija 1 kali dalam 1 tahun. 

"Namun sejak jebolnya bendungan, 90% petani mengalami kerugian dan akhirnya hanya menanam ketela pohon," kata Sri Hartini yang dibenarkan oleh para petani yang ikut mendampingi saat berada di lokasi bendungan. 
"Saat ini petani mengandalkan alkon sumur pompa untuk mengairi area persawahan dan dari sisa air yang mengalir," tuturnya. 

Sri Hartini menambahkan," Setelah bencana banjir akibat jebolnya bendungan Kali Gelis beberapa bulan lalu. Pemkab Jepara melalui bantuan penanggulangan bencana, membangun kembali bendungan Kali Gelis. Namun kondisinya baru 50% bangunannya. Dan, kemungkinan di saat musim hujan, air sungai Kali Gelis masih bisa meluap dan berakibat menggenangi area persawahan milik petani dan mengakibatkan kerugian," tambahnya. 

"Hampir 80% hasil pertanian berkurang akibat jebolnya bendungan Kali Gelis dan untuk menghindari bencana  serupa, bendungan harus segera dibangun dan dirawat bersama-sama," ucapnya. 

Kemudian ketika ditanyakan tentang solusi pembangunan bendungan lanjutan sebelum masuk musim hujan. 

Sri Hartini sebagai Caleg DPRD Jepara mengatakan, agar petani di Desa Bandungharjo bersatu dan mengusulkan kepada Khoirun Ni'am (anggota dewan) untuk membantu merealisasikan pembangunan bendungan. 

"Dan kalau nantinya saya menggantikan posisi kakak saya (Khoirun Ni'am, red.) di DPRD Jepara. Saya amanah akan memperjuangkan para petani di Desa Bandungharjo, agar bisa kembali bercocok tanam seperti semula. Tanpa takut gagal tanam dan gagal panen, kalau bendungan sudah berfungsi baik untuk mengairi area persawahan petani," ungkap Sri Hartini dengan tegas. 


Bendungan Kali Gelis atau warga juga menyebut namanya bendungan Sambong Wali berukuran panjang +/- 100 M dan lebar 3 M harus segera dibangun. 

Hal ini diungkapkan oleh beberapa petani yang ikut mendampingi Sri Hartini saat mendatangi bendungan. 
Sebelumnya, Rudi Exfana, Carik atau Sekretaris Desa Bandungharjo, juga menginformasikan kalau dia juga menjadi warga terdampak akibat jebolnya bendungan Kali Gelis. 

"Kalau masalah kerugian, dampak secara langsung mungkin banyaknya petani yang tidak bisa menanam pada musim ini, karena banyaknya sawah yang kekeringan. Dan, banyaknya petani yg mengalami kerugian termasuk saya sendiri," tulis Rudi Exfana lewat pesan WhatsApp. 

Sementara, Teguh Arifianto, Kabid Pengairan di DPUPR Jepara saat ditanyakan tentang pembangunan bendungan Kali Gelis melalui pesan WhatsApp, Ia menjawab bahwa untuk APBD 2024 tidak ada, kita usulkan ke APBN lewat BPBD Jepara. 
"Karena anggarannya 5 M," info Teguh Arifianto kepada awak media. 

Teguh Arifianto juga mengirimkan video saat terjadi bencana banjir bandang di bendungan Kali Gelis dan foto-foto kondisi pasca banjir.

(Hani)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top