TERIMA KELUHAN PETANI : Caleg Partai Gerindra, Istantiyono, usai bertemu Cawapres Gibran, menyampaikan sejumlah problem di daerahnya. Utamanya adalah masalah kelangkaan pupuk bagi petani. Cawapres Gibran berjanji akan memperhatikan sektor pertanian. Hal ini disampaikan Istantiyono saat turun ke wilayah Kecamatan Tretep. Foto : Hery Setyadi
Temanggung, SGN.Com - Dua hari setelah para caleg Partai Gerindra bertemu dengan Cawapres Gibran Rakabuming Raka, mereka tancap gas ke konsituen. Apalagi mendekati jadwal penetapan Daftar Calon Legislatif Tetap (DCT) oleh KPU pada tanggal 3 Nopember 2023, caleg dari parpol besutan Prabowo Subianto ini turun ke Dapilnya memperkuat konsolidasi koordinator TPS.
"Kita harus satset turun ke lapangan dan menjumpai warga masyarakat. Hasil dari pembicaraan kami dengan Cawapres Mas Gibran kemarin, kita jadikan tambahan penyemangat untuk memenangkan Pileg dan Pilpres 2024," kata Caleg Partai Gerindra, Istantiyono S.Sos saat di Kecamatan Tretep, Senin (30/10).
Istantiyono saat menyambut Cawapres Gibran di Ngadirejo, sempat menyampaikan perihal kegelisahan yang dirasakan kalangan petani tentang mahal dan langkanya pupuk. "Waktu saya menyampaikan problem pupuk ini ke Mas Gibran. Diberikan jawaban akan diberikan solusi bagi petani di saat nanti jika Capres Prabowo - Cawapres Gibran menang Pilpres 2024. Mas Gibran sudah menjadikan soal ini sebagai catatan tersendiri, mengingat sangat pentingnya masalah pertanian di Indonesia," jelas budayawan ini.
Dalam kunjungan Istantiyono ke wilayah Dapil 3 khususnya di Kecamatan Tretep, ingin memastikan konsolidasi koordinator tempat pemungutan suara (TPS). TPS adalah titik paling rawan yang menentukan keberhasilan Pileg dan Pilpres. Dari ratusan jumlah TPS di Dapil 3 yang meliputi Kecamatan Tretep, Candiroto, Woboboyo dan Bejen, dibutuhkan minimal satu orang koordinator per TPS. Sehingga ratusan orang koordinator inilah yang bakal mengawal suara di TPS.
Di Kecamatan Tretep tepatnya di Desa Bonjong, Istantiyono menjumpai koordinator TPS dan warga petani sayur dan pelaku seni, yakni para pemain ketoprak. Bawadi (60), salah satu warga Bonjong menuturkan di wilayahnya memang terjadi kelangkaan pupuk. "Sayur dan kopi di Desa Bonjong sangat baik kualitasnya, sebab wilayah ini ketinggiannya lebih dari 1000 mdpl yakni ideal. Tapi problem utama adalah petani sulit sekali memperoleh pupuk," kata Bawadi ditemani Pangly pelaku seni dan seniman bersama rekan-rekan pemain kesenian ketoprak.
Di desa lain, Desa Bonjor, hal serupa dikemukakan oleh warga petani. Jupri seorang guru di Desa Bonjor menuturkan banyak laporan dari petani bahwa untuk beli pupuk, petani ngutang ke tengkulak. "Kami disini ingin ada wakil rakyat yang bisa membantu petani lewat penganggaran untuk bidang pertanian. Pak Istantiyono sangat populer di Kecamatan Tretep, karena pernah jadi camat di tahun 2001-2003 awal dimana Tretep menjadi wilayah kecamatan baru," ungkap Jupri.
Tokoh agama dan mantan kades Bendungan, KH Guntur memberikan testimoni, bahwa figur Istantiyono sudah meletakkan sejumlah hal positif selama bertugas di Tretep. Demikian pula dari Desa Bendungan, Setiono, mantan kades, menyatakan jika pertarungan antar caleg di tingkat desa sedemikian rumit. Warga desa butuh kepastian caleg yang benar-benar bisa memberi solusi bagi mereka, ujarnya.
Selain menjumpai warga, Caleg Istantiyono mendatangi sejumlah kades untuk silaturahmi dan kulanuwun sebagai caleg. Di Desa Sigedong, Kades Tiono pun curhat ke Istantiyono bahwa para petani sulit memperoleh pupuk. "Petani disini sampai mencari pupuk hingga ke Kabupaten Kendal," keluhnya. Istantiyono berharap keluhan para petani ini menjadi isu menarik yang harus dituntaskan masalahnya, baik di tingkat kabupaten maupun nasional. (Hery S)