Ogan Komering Ilir, SGN.com - Ribuan guru yang sebelumnya berharap akan dilantik menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) pada tanggal 31 Agustus mendatang di Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), harus menelan kekecewaan. Pelantikan mereka telah diundur hingga tanggal 7 September mendatang, dan aksi protes pun berpotensi meletus. (29/08/2023)
Khususnya para guru yang berasal dari daerah pelosok bersama keluarga mereka telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadiri acara pelantikan yang seharusnya dilaksanakan pada Kamis mendatang. Namun, tiba-tiba kebijakan pengunduran pelantikan membuat mereka merasa diabaikan dan diberikan "harapan palsu".
Dalam suasana ketidakpuasan ini, sejumlah guru yang telah datang untuk persiapan pelantikan mendatangi kediaman pribadi Bupati OKI, H Iskandar, SE. Mereka menuntut penjelasan mengapa pelantikan diundur dan mengapa hanya di OKI ini pelantikannya tertunda.
Sementara kabupaten lainnya di Sumatera Selatan sudah melantik guru-guru mereka.
Dewi, seorang guru yang sudah mengajar di pelosok Kecamatan Selapan selama 17 tahun bersama koleganya, mengungkapkan rasa kecewa.
Dia menjelaskan bahwa surat keputusan (SK) mereka sebagai PPPK sudah diterbitkan sejak Juni lalu, dan tak habis pikir mengapa pelantikan di OKI tertunda sedangkan daerah lain sudah melaksanakannya.
Protes dan tuntutan para guru tidak hanya berhenti di situ. Mereka berencana untuk menggelar aksi pada tanggal 31 Agustus dengan tujuan meminta kejelasan mengenai pengunduran pelantikan serta pihak terkait yang bertanggung jawab atas keputusan ini. Dewi menyatakan bahwa para guru diminta untuk bersatu dan ikut dalam aksi tersebut.
Namun, terlepas dari rencana aksi tersebut, Ketua Partai Ummat OKI, Trisno Okonisator, menilai bahwa pemerintah setempat harus berbicara dan bertindak lebih tegas terkait masalah ini. Ia menyebut pengunduran pelantikan ini sebagai tindakan yang zholim (dzalim) atau sewenang-wenang terhadap para guru yang sudah bersiap untuk acara tersebut. Ia juga mengusulkan agar DPRD OKI segera membentuk pansus (panitia khusus) untuk menginvestigasi penyebab pengunduran pelantikan ini.ada dugaan ini akal akalan pihak badan kepegawaian untuk cari keuntungan diatas penderitaan guru
Disisi lain, lanjut Trisno menambah sekdin Pendidikan OKI, Purnomo, juga menjadi sorotan atas Kehadirannya, pada saat acara PPPK di depan rumah bupati tanpa ajakan untuk berdiskusi di kantor Dinas Pendidikan, sehingga menimbulkan kontroversi.
Kemudian beberapa kalangan melihatnya sebagai sikap yang tidak tepat dan kurang responsif terhadap kebutuhan guru-guru yang merasa diabaikan.
Trisno melanjutkan, ada Sekdin Pendidikan saat PPPK di depan rumah bupati, alih alih di ajak duduk berbincang ke kantor Dinas Pendidikan malah seperti justru terlihat seperti pahlawan kesiangan." ungkapnya dengan nada kesal."
Dengan perasaan kekecewaan dan ketidakpuasan yang semakin memuncak, situasi di Kabupaten OKI terus memanas. Pelantikan PPPK yang seharusnya menjadi momen penting dan bahagia bagi ribuan guru, kini berubah menjadi sorotan yang menusuk dan meninggalkan banyak tanda tanya di kalangan PPPK dan masyarakat umum.
Kemudian awak Media mencoba mengkonfirmasi ke Sekdin Pendidikan Kab. OKI melalui percakapan via whatsApp, dalam percapakan tersebut Sekdin Pendidikan mengatakan “Jadi guru-guru adalah bagian dari keluarga besar kami, bagian dari kami Dinas Pendidikan, kami harus menampung Aspirasi dari mereka semua, kami harus memberikan wadah itukan” jelas Purnomo.
Sekdin Pendidikan membantah kalau jumlah guru yang datang berjumlah ribuan, namun hanya beberapa orang guru saja.
Namun ada yang sedikit janggal dalam pembicaraan awak media dengan Sekdin Pendidikan tersebut. Karena Sekdin Pendidikan meminta namanya dihapus atau tidak ditulis dari pemberitaan. “Namo aku tu hapus bae, dak lemak (Nama saya itu hapus saja, tidak enak)” ujar Purnomo.
Kemudian Awak Media juga mencoba mengkonfirmasi Kepala Badan Kepegawaian Dan Pelatihan Kab. OKI, Maulidini, SKM, ketika di konfirmasi, via WhatsApp tidak aktif.(DA)