Semarang, SGN.com - Keikutsertaan dan bela negara wajib di ikuti oleh semua rakyat Indonesia Extra ordinary crime adalah musuh besar bagi NKRI. Kehadiran bela negara masyarakat bisa mengikis rongrongan musuh negara baik dari dalam maupun dari luar, akan tetapi musuh terberat adalah Dari dalam itu sendiri.
Pernyataan tersebut di paparkan oleh Kepala badan Kesbangpol yaitu bapak Chaeruddin , SH, MH pada poin center tema Seminar Nasional Bela Negara yang diselenggarakan dalam Perayaan HUT LSM Garda Nasional Ke-5 di Gedung Utama Museum Ranggawarsita, Kalibanteng, Semarang,(06/07/23).
Seminar Nasional Bela Negara turut mengundang Nara sumber pertama: Gubernur Jateng yang di wakili oleh Kepala Badan Kesbangpol provinsi Jawa Tengah, beliau menyampaikan musuh dari dalam dan luar yang merongrong negara.
narasumber kedua yakni Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono yang diwakili oleh Letkol Tjahyana. menyampaikan konsep bela negara, rakyat tidak harus panggul senjata, tapi lebih ketahanan pangan, ideologi dan politik.
Ketua DPP LSM Garda Nasional Luthfi Arifiyanto, ST saat pembukaan seminar mengatakan hadirnya sejumlah narasumber dari Forpimda Provinsi Jateng adalah suatu kehormatan bagi LSM Garda Nasional. "Hari ini adalah HUT atau ultah kami yang kelima. Kita masih muda, bahkan balita. Seminar bela negara mungkin bagi generasi sekarang terlalu umum. Tapi kami berpendapat seminar bela negara ini penting untuk mengantisipasi kritisnya jiwa kebangaan akan negara dan bangsa ini," kata Luthfi.
Kalau negara ini kita serahkan semua urusannya ke eksekuti dan legislatif, yang jumlahnya kecil dibanding besarnya bangsa Indonesia ini. Oleh karena itu, LSM ini hadir di negara ini untuk ikut berpartisipasi. Agar negara bangsa ini enak dihuni, nyaman bagi semua anak bangsa, tambahnya.
Kepala Badan Kesbangpol Prov Jateng, Chaerudin SH MH yang mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mohon ijin karena Gubernur Ganjar Pranowo belum bisa hadir karena kesibukan tugas lain tidak bisa ditinggalkan.
Dalam sambutan Gubernur tersirat bahwa LSM Garda Nasional hadirnya di Jawa Tengah sangat terasa. Gubernur menyampaikan selamat dan sukses HUT Ke-5 berdirinya LSM Garda Nasional. Sikap bela negara, untuk memastikan keberlangsungan NKRI. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam bela negara. Maka dalam melaksanakan hak kewajiban ini, dalam mewujudkan rasa cinta terhadap negara dan bangsa dan siap berkorban dalam arti yang luas. Ini dapat diwujudkan pada kepedulian akan perekonomian dan lingkungan.
"Bela negara ini dapat membantu memastikan keamanan dan kedaulatan negara. Ikut melindungi kepentingan nasional Memupuk rasa nasionalisme," tandas Chaerudin.
"Secara umum bela negara untuk memastikan keamanan seluruh masyarakat. Inilah arti pentingnya bela negara. Kami berterimakasih, LSM Garnas ikut menjaga Jawa Tengah tetap kondusif dan mampu bersinergis dengan pemerintah untuk menghadapi segala ancaman yang merongrong keutuhan NKRI," papar dia.
Narasumber Letkol TNI Tjahyana, mewakili Pangdam IV Diponegoro, mengilustrasikan amanat konstitusi sudah jelas, bahwa bela negara menjadi hak dan kewajiban setiap WNI. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bela dibentuk untuk menciptakan kondusifitas kehidupan dan partisipasi, solidaritas serta kecintaan WNI kepada negara bangsa ini.
Komponen utama yang mengukuhkan keutuhan NKRI adalah TNI. Namun ada komponen pendukungnya yakni WNI itu sendiri. Bela negara menumbuhkan patriotisme. Bela negara dalam kaitannya tahun politik 2024, Pangdam minta masyarakat untuk ikut bela negara, dengan partisipasinya dalam pemilu yang sejuk, aman serta mengunakan hak suaranya untuk ikut serta menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan dan siapapun presidennya wajib kita hormati.
"Bela negara di era generasi Z sudah banyak yang luntur. Di internal TNI, kami sampaikan kepada prajurit TNI yang muda bahwa hidup kalian harus tahan sengsara dan menghadapi hidup yang sulit. Itulah yang akan membentuk militansi yang kuat," kata Tjahyana.
Chaerudin, dalam sesi interaktif dengan peserta menyinggung bahwa LSM tidak hanya mengkritisi pemerintah saja, namun juga ikut berpartisipasi dalam bela negara, ada afiliasi bersama negara.
Kenapa ada bela negara? apakah negara ini punya musuh? negara ini sangat besar, jumlah penduduknya 270 juta, jumlah pulaunya puluhan ribu, tentu ini ada potensi ancaman dari musuh.
"Ada sejumlah ancaman bagi negara ini, yakni extra ordinary crime yakni disintegrasi, korupsi, teroris dan narkotika. Ketiganya ini kadang tdk menampakkan diri, namun ini menjadi musuh besar negara dan munculnya tidak tiba-tiba dan sebenarnya melalui proses yang menimpa siapa saja. Oleh karena itu perlu adanya bela negara," urainya.
Teroris muuncul dari sikap radikalisme. Yang tumbuh karena sikap menolak toleransi dan keberagaman. Ditambah adanya problem dari internal rumah tangga dan lingkungan ekonomi buruk, ini berpotensi terbentuk sikap radikal menuju aksi terorisme.
Kekayaan di Indonesia bisa langsung diolah untuk dirasakan oleh masyarakat, yang mana negerinya mayoritas agraris. Contoh yang berbeda, di negara Arab Saudi, kekayaan negara sebagian dikelola negara. Rakyatnya sendiri tidak bisa langsung mengelola kekayaan negara.
"Kami, mewakili Pak Gubernur berterimakasih kepada Garda Nasional yang berkomitmen dalam bela negara. Kami akan terus bermitra dengan Garda Nasional dalam mengawal jalannya pemerintahan dan pembangunan negara ini," kata Chaerudin.
Seminar nasional yang dihadiri Ketua DPW Garda Nasional Sugiono Galih AMD SH ini, diisi dengan sesi akhir interaktif berupa tanya jawab peserta dengan narasumber. Beberapa tema pertanyaan peserta seminar cukup menarik yakni soal hubungan TNI Polri, masalah tanah dan sebagainya. (Tim Redaksi)