Perjalanan Spiritual Bhikkhu Thudong Jadi Perekat Toleransi

Magelang, SGN.com - Puluhan bhikkhu dari negara Thailand yang longmarch ribuan kilometer berjalan kaki dari negaranya menuju Candi Borobudur diapresiasi berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Para bhante yang rosa ini disambut meriah oleh warga di kota-kota yang dilaluinya.

Sejak beberapa hari setelah memulai perjalanan spiritual tersebut, sampai saat ini para bhikkhu thudong sudah menginjak wilayah Provinsi Jawa Tengah. Mereka berjalan kaki pagi, siang hingga malam hari sekuat tenaga., diterpa terik panas matahari dan guyuran lebat hujan.

Di sepanjang perjalanan di Pulau Jawa, rombongan bhikkhu dikawal oleh berbagai elemen masyarakat lokal, ormas, sipil dan TNI - Polri. Setiap kota/kabupatdn yang disinggahi, sambutan masyarakat meluap. 

Warga dipinggir jalan sering memberikan minuman, makanan dan 'tanda tresna' lainnya.  Tanpa membedakan ras, suku, agama, warga dan tokoh daerah turut menyalami dan memberikan semangat bagi bhikkhu. 

Di masjid, kelenteng, gereja dan vihara yang disinggahi oleh bhikkhu thudong menjadi oase bagi perbedaan. Perjalanan spiritual ini menjadi perekat toleransi yang sesungguhnya di Indonesia.
Longmarch bhikkhu thudong sudah menjadi tradisi ribuan tahun. Menurut perhitungan jarak yang ditempuh, antara titik pemberangkatan di Thailand hingga menuju Candi Borobudur mencapai ribuan kilometer. Sejumlah negara turut dilewati, Thailand, Malaysia, Singapura. 

Di titik peristirahatan, para bhikkhu yang kelelahan fisik, mendapatkan pijatan dari para relawan. Tak hanya beristirahat, mereka juga melakukan dialog, kemudian puja bhakti di tempat tersebut. 

Di Cirebon, para bhikkhu thudong disambut oleh keluarga besar Kasultanan Cirebon. Gereja Khatolik setempat tak ketinggalan menerima rombongan ini. 

Umat muslim pun mengawal perjalanan mereka dengan berjalan kaki dan bersepeda motor, untuk memastikan perjalanan  bhante-bhante Buddha ini selamat dari riuhnya lalu-lintas.
Dari perjalanan kaki sejauh itu, dari semula ada 54 bhikkhu, tersisa 32 bhikkhu. Dibutuhkan fisik dan mental yang sangat kuat untuk bisa melampaui perjalanan suci.

Nantinya, bila sudah sampai di Candi Borobudur, para bhikkhu thudong akan bergabung dengan ribuan umat Buddha lainnya saat peringatan Hari Raya Waisak 4 Juni 2023. 

Di hari tersebut, bulan purnama akan menerangi langit diatas candi yang diagungkan tersebut. Perjalanan spriritual ini sangat bermakna, merekatkan sekat-sekat kemanusiaan. (Hery S)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top