Limbah Plastik Kresek Disulap Jadi Eco Paving Block

MINIMALKAN LIMBAH PLASTIK : Ibu-ibu di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur diperlihatkan cara mendaur ulang limbah tas kresek plastik untuk dijadikan eco paving block. Pengurangan dampak buruk terhadap lingkungan paling tepat dimulai dari ibu rumah tangga, yang sering menerima tas kresek saat berbelanja. Foto : Hery Setyadi


Bojonegoro, SGN.com - Penggunaan tas kresek plastik membawa dampak buruk ke depan terhadap lingkungan. Sebaiknya SGNers mulai mengurangi penggunaan tas kresek ya. Aksi nyata mengurangi limbah plastik terus dilakukan warga Bojonegoro, Jatim, lewat kreatifitas daur ulang. 

Cara ini patut dicontoh di daerah lain. Salah satunya membuat eco paving block dari bahan plastik kresek. Tim publikasi Pemkab Bojonegoro pun berkesempatan melihat langsung proses pembuatannya di TPA Banjarsari dalam giat yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat, Minggu (9/4)

Ada beberapa peralatan sederhana berjajar. Satu tong modifikasi dibelah dua. Separuh tong untuk proses pembakaran, dimodifikasi ada pipa dan penutup. Sementara separuh tong berisi air sebagai wadah asap pembakaran (filter air) agar tidak mencemari lingkungan. Peralatan lainnya adalah plat baja berbentuk segi enam berfungsi sebagai cetakan, alat pres, dan pasir sebagai campurannya. 

Proses mengolah limbah plastik ini terbilang cukup mudah dan cepat. Reni Dhesi Ariastuti, trainer daur ulang dan aktivis lingkungan asal Kecamatan Bojonegoro tak pelit berbagi ilmu dan langsung mempraktikkan langkah-langkahnya. Katanya, jumlah plastik tergantung seberapa ketebalan paving block yang ingin dibuat. 

"Kalau untuk indoor, cukup setengah kilogram plastik kresek," ujarnya sambil memperagakan bagaimana prosesnya. 

Setengah kilogram plastik kresek menghasilkan ketebalan eco paving block sekitar 5 sentimeter. Keunggulan eco paving block ini yaitu tidak mudah berlumut, lebih ringan, ekonomis, tahan lama. Selain itu tidak ada celah dan tidak mudah gripil dan bisa dibuat sendiri di rumah dengan bahan yang mudah dijumpai. 

"Kita juga sudah pernah uji ketahanan dengan cara dilindas truk. Tapi khusus plastik kresek. Sampah plastik yang berlapis alumunium foil seperti sampah bungkus kopi tidak bisa," tuturnya. 

Dalam prosesnya, setengah kilogram sampah plastik dibakar. Jangan lupa untuk menutup setengah tong yang terbuka dengan lempengan.  Setelah menggumpal, taburkan pasir dan air di sela proses pembakaran. Tekan-tekan plastik yang telah menggumpal tadi. Jika ingin ditambahkan plastik, ulangi hal serupa proses pembakaran hingga berbentuk seperti adonan. Proses pembakaran kurang lebih 15 menit.

"Karena bagian separuh tong sudah modif ada pipa saluran, asap pembakaran otomatis akan berpindah pada tong yang berisi air. Setelah kami uji, air bekasnya aman untuk disiram ke tanaman," jelasnya. 

Dibantu dua rekan TPA Banjarsari, setelah adonan plastik menggumpal sempurna, saatnya untuk dicetak. Reni dengan cekatan, menggunakan sarung tangan plastik dan masker agar aman, melumuri cetakan dengan oli agar adonan eco paving block tidak menempel pada cetakan. 

Pemilik Aisha Craft ini pun memasukkan adonan plastik ke cetakan plat baja berbentuk segi enam dan dipres hingga padat. Setelah itu, direndam ke air untuk proses pendinginan kurang lebih 5 menit dan eco paving block siap jadi ," pungkasnya. (Hery S)

#jawatimur
#bojonegoro
#ecofriends
#lingkunganhidup
#daurulang
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top