Kudus, SGN.com— Mohammad Wahyu Noor Endah, akrab dipanggil Wahyu. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP ) I Kudus. Sejak setahun terakhir membuka warung minuman dan gorengan di emperan rumah orang-tuanya yang sederhana di Desa Pasuruhan Kidul RT 04/RW 04 Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. “ Ini saya lakukan agar tidak kluyuran malam. Dan terlebih untuk belajar mandiri,” ujarnya saat ngobrol di sela-sela melayani pelanggannya Selasa malam ( 7/3/2023).
Pelanggannya tidak hanya para tetangga . Khususnya kawula mudanya, tetapi juga teman teman sekolah dan teman bermain. “Warung biasa saya buka setiap sekitar pukul 16.00 WIB dan tutup menjelang dinihari. Hampir semua minuman siap saji tersedia di sini.
Pelanggan tinggal memilih yang menjadi kesukaannya. Dan sebagai nyamikannya, tersedia berbagai jenis gorengan dan jajanan ringan. Ibu saya yang menggorengnya dan kakak saya yang membantu “bersih-bersih”” tambah Wahyu, yang kini duduk di kelas 9.
Teks foto : Melayani pembeli di warung minuman dan gorengan Simangu., Selasa malam (7/3/2023) Foto : istimewa
Warung yang nampak lumayan bersih dan malam itu terlihat sejumlah pelanggan, juga dilengkapi sejumlah peralatan untuk charger handphone (cas hp) ,wiffi dan sound untuk stel musik. “Belum sempat diberi nama pak, tapi teman-teman pelanggan menyebut warung ini Simangu. Entah apa artinya.
Mungkin dari kata termangu-mangu ya “ ujarnya sembari tertawa.Menurut anak ke 2 dari dua bersaudara pasangan Warming (52) dan Rumain (53) ini, rata rata setiap malamnya omzet penjualannya hanya sekitar Rp 150.000,- Dan dia memperoleh bagian sepertiganya. Tidak dijelaskan bagian yang diperoleh itu untuk apa saja.
Namun selain di awal ngobrolnya, usaha membuka warung agar tidak kluyuran malam dan bisa mandiri, juga secara tidak langsung membantu beban ibunya yang hanya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dan bapaknya pekerja pabrik.
Dengan mengantungi uang sekitar Rp 50.000 per malam, maka Wahyu bisa membeli bahan bakar motornya yang dipakai untuk pulang pergi ke sekolah, maupun untuk memboncengkan keponakannya. Tentunya termasuk untuk kepentingan usahanya.
“Meski sudah mampu memiliki penghasilan sendiri, saya masih tetap fokus pada sekolah. Artinya saya selalu tetap belajar di sela sela melayani pembeli/pelanggan. Atau setelah warung tutup. Saya ingin lulus dan melanjutkan sekolah ke SMK I Muhadiyah. “ kata remaja kelahiran 6 November 2006 dengan nada mantap dan menyukai matapelajaran seni budaya , IPS dan informatika.(Sup)