Hanya 11 Persen Jurnalis Berkatogori Profesional

Kudus, SGN.com- Sebagian besar Anggota Lembaga Wartawan Indonesia (LWI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Kudus belum sepenuhnya profesional dalam menjalankan tugas. Dan masih banyak hal yang harus dibenahi dan itu akan dimulai secara bertahap.

“Saya baru beberapa bulan dilantik menjadi ketua,  sehingga dalam menangani LWI DPC Kudus,masih terbatas pada pembenahan kantor dan melengkapi sarana prasarana. 

Sedang untuk pembenahan sumber daya manusia (SDM) akan kami lakukan secara bertahap.” tutur Ketua LWI DPC Kudus, Sutrisno, Rabu (8/2/2023) Pria bertubuh gemuk dan sedikit pendek ini juga dikenal sebagai “bos” dari Centini TV, podcast dan Centini News. 

“Kami sendiri dalam menjalankan “tugas” belum sepenuh hati- masih kurang enak- masih sungkan. Hal ini terkait banyak hal. Khususnya  “jam terbang” kami yang masih pendek. Butuh bantuan-bimbingan senior-senior “ ujarnya terus terang.

Sedang di tingkat nasional , menurut perkiraaan   Dewan Pers ,  ada lebih dari 43.000 perusahaan media di Indonesia. Namun, hingga per Januari 2023, hanya ada sekitar 1.700 media yang berhasil diverifikasi lembaga tersebut. Hal ini menunjukkan jumlah media yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers tak sampai 10 persen.

Selaras dengan hal itu, dari sekitar 100.000 jurnalis di Indonesia, diperkirakan hanya 11 persen di antara mereka yang bisa dikategorikan sebagai jurnalis profesional.

Tipuan klik baru
Menurut Ashadi , novelis dan pengajar jurnalisme di harian Kompas, bukan hanya media cetak, pers digital pun sebagai media baru jatuh bangun dalam menghadirkan diri. Ini bermula dari konten yang disajikan bertolak dari motif mengejar iklan sehingga mengabaikan standar jurnalisme.

 Ada yang dilupakan bahwa jurnalisme bertolak dari motif melayani khalayak dengan memberikan informasi yang memberi kejelasan factual dan pemberitaan sesuai kaidah kebenaran dan obyektivitas.

Fungsi pers pada hakikatnya membangun rasionalitas sebagai dasar interaksi dalam kehidupan di ruang publik. Dari sini manajemen perusahaan pers membangun hubungan ekonomis dengan khalayak guna menjadi dasar bagi tawaran periklanan.

 Sementara terlihat bahwa iklan pada dunia digital datang atas dasar dibukanya konten, bukan bertolak dari sifat segmentasi konsumen. Akibatnya, pengelola pers digital tergerak hanya membuat teks yang mendorong khalayak mengeklik konten. 

Pengelola pers digital mengandalkan judul menggoda sebagai umpan klik (click bait) untuk membuat pembaca membuka konten, sedangkan isinya sama sekali tidak mencerminkan judul, begitu pun teks hanya berisi kata-kata tanpa kejelasan faktual.

Portal berita penyaji konten semacam ini akan ditinggalkan manakala literasi digital semakin sehat. Artinya, khalayak semakin terdidik dalam mengonsumsi konten digital, dalam hal initak terbujuk mengeklik konten agar tak lacur berkubang dalam teks yang mengecoh.

Dengan literasi jurnalisme, khalayak akan mengenali portal pemasang konten umpan klik yang buruk. Tipu-tipu melalui judul sensasional dan paragraf awal(lead) serta foto plus caption dan uraian teks palsu bikin kapok pembuka konten, dengan sendirinya akan dijauhi khalayak. Maka iklan pun lepas.

Dengan literasi digital yang semakin meningkat, portal berita yang mau bertahan harus mengubah pola konten yang bertumpu pada sensasi judul, untuk kembali ke format standar jurnalisme dengan teknik penyajian konten berupa konsistensi judul-lead-teks, dengan kejelasan informasi faktual dan keterbacaan bersifat efisien.

Konten dengan umpan klik selain mengecoh khalayak, juga kehadiran iklan yang mengikutinya sangat mengganggu keterbacaan. Dengan meninggalkan konten umpan klik dan bertolak dari jurnalisme standar, kiranya media pers digital diharapkan dapat meraih dukungan khalayak melalui langganan berbayar.

Ini bukan semata sumber ekonomis, melainkan menjadi penanda hubungan konkret bersifat sosiologis timbal balik khalayak dan media pers. Dari sini iklan dapat terpasang secara elegan, tidak dipaksakan saat konten dibuka.(Sup)

Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top