Bebaskan Kampus Dari Radikalis, Wujudkan Kampus Kebangsaan

Semarang, SGN.com - Kampus Universitas Semarang (USM) bakal menjadi garda depan untuk membebaskan kampus dari paham radikal. Dalam peringatan HPN 2023, dihadirkan sejumlah tokoh penting nasional dalam Dialog Kebangsaan, Rabu (14/2). 

Dialog Kebangsaan dalam memperingati Hari Pers Nasional Tahun 2023 Tingkat Jawa Tengah kali ini dihadiri nara sumber yang terbukti komitmennya pada kebangsaan.

Adapun narasumber yang hadir antara lain KH Yahya Cholil Staquf( Ketua Umum PBNU ), Romo Benny Susetyo (Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP), Dr KH Tafsir M.Ag
(Ketua PW Muhammadiyah Jateng)kemudian tuan rumah Dr Supari ST. MT (Rektor Universitas Semarang), Kol Inf Honni Havana (Dandim 0733 Kota Semarang), Prof Dr H Mohammad Mahfud MD SH SU MIP (Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia)

Acara ini berlangsung di Auditorium Prof Mulardi yang menjadi center poin kampus yang berlokasi di Tlogosari Kota Semarang.  Pembahasan dalam Dialog Kebangsaan ini adalah mengurai keresahan dalam civitas akademika, seperti kondisi di sejumlah kampus yang sekarang banyak terpapar ideologi selain Ideologi Pancasila. 

Maka dari itu Dialog Kebangsaan ini perlu diadakan untuk mengcounter paham-paham radikal yang mulai menyusup dalam dunia pendidikan terutama di kampus kampus di seluruh Indonesia.

Maka sebagai kampus yang bertanggung jawab atas mahasiswa dan mahasiswi yang belajar menuntut ilmu di USM berkewajiban untuk memberikan bekal berupa pemahaman tentang kebangsaan. 

Dari beberapa narasumber juga mengingatkan bahwa mahasiswa jangan sampai mudah terpapar pemahaman pemahaman yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila. 

Berkaitan dengan pers atau media pemberitaan sekarang ini dihimbau agar menjadi media pemersatu bangsa dan juga bertanggung jawab untuk memberikan berita-berita yang bisa membuat masyarakat menjadi bersatu. 

Yakni dengan memberikankan berita-berita yang bertanggung jawab dan tidak asal menyebar berita alias hoax, yang hanya demi mementingkan  keuntungan finansial semata. 

Kesimpulan dari para narasumber adalah peran serta dunia pers dalam membendung pemahaman pemahaman radikal dan intoleran sangatlah penting dan sangat di harapkan bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. (Slamet/Sholicul/HS)
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top