Ratusan Hektar Sawah Masih Tergenang

teks foto : Berubah menjadi "lautan" persawaha di Desa Ngemplak, Karangrowo, Undaan Lor Kecamatan Undaan Kudus Selasa ( 24/1/2023). Memancing dari ujung jukung. Seorang petani tengah "patroli" dengan jukungnya di persawaha Desa Ngemplak. Foto Sup


Kudus, SGN.com- Ratusan hektar sawah di Desa Ngemplak, Karangrowo dan Undaan Lor Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus,  sampai dengan Selasa sore (24/1/2023) masih tergenang. Akibatnya nyaris tidak ada aktivitas pertanian di sana. Kecuali dijumpai puluhan pencari ikan dengan jalan mengail dan menjala. 

Juga terlihat ada dua perahu jukung di  persawahan Desa Ngemplak. Seorang diantara duduk di ujung jukung sambil memegangi gagang pancing. Sedang seorang lainnya, nampak  tengah menyusuri sawah yang sebagian besar sudah berubah  menjadi lautan. 
Sebagian lagi masih tersisa tanaman padi yang kini mulai membusuk dan  memunculkan bau tidak sedap.

Persawahan Desa Ngemplak menurut hasil invetarisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) Kudus, per 15 Januari 2023 yang tergenang banjir mencapai 465 hektar. Merupakan yang terluas di antara 7 (tujuh)  dari 16 desa di Kecamatan Undaan yang tergenang.

Sedang Desa Karangrowo dan Undaan Lor, sama sama memiliki luasah yang tergenang, yaitu 450 hektar. Disusul  Wonosoco 380 hektar, Berugenjang 286 hektar, Wates 200 hektar dan Undaan Tengah 167 hektar.
Genangan air yang terjadi sejak akhir Desember 2022 tersebut dibiarkan menyusut secara alamiah. Yaitu meresap ke dalam tanah dan sebagian menguap seiring munculnya terik sinar matahari. Tidak/belum ada upaya untuk menyedot air dengan pompa. 

Akibatnya para petani enggan turun ke sawah.  “Paling cepat 15-30 hari mendatang baru sepenuhnya  asat airnya ( surut), sehingga MaretApril baru bisa mengolah sawah lagi untuk persiapan tanam. 

Itu pun dengan catatan tidak kebanjiran lagi selama beberapa hari ke depan,”  tutur Edris, Masrukin dan Amin, petani Desa Ngemplak, Karangrowo dan Undaan Lor yang ditemui secara terpisah.

Meski kondisi sawah di ketiga desa bertetangga tersebut masih berubah menjadi “lautan”, namun aktivitas segenap warganya sudah berjalan normal kembali. Terutama kaum perempuan yang umumnya bekerja di sejumlah pabrik rokok, industri dan rumah tangga. Sedang kaum laki lakinya berusaha mocok mocok.(Sup)
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top