Polisi Mulai Bergerak Menangani Kasus Penipuan Pedagang Pasar Piji

teks foto : Hajah Mir pedagang Pasar Piji Dawe Kudus. Korban penipuan/penggelapan ratusaj juta rupiah. Foto istmewa

Kudus,SGN.com— Polres Kudus, kini sudah bergerak menangani kasus tindak pidana penipuan dan penggelapan yang terjadi sekitar Januari 2017. Dan diduga dilakukan dua perempuan, Kar dan Mun. Korbannya sekitar 11 pedagang Pasar Piji. Sedang besaran uang yang “ditelep” mencapai Rp 381 juta.

Dijadwalkan dalam pekan ini, tiga orang saksi dihadirkan di Polres Kudus  guna memberikan keterangan. Yaitu Said, Ismawati dan Maniah. Salah satu diantaranya tercatat sebagai salah satu isteri dari seorang anggota Polsek Dawe. 

Menurut pengaduan tertulis Hj Halimah Mirati (66), salah seorang pedagang pasar Piji, yang beralamat di Desa Cendono RT 05/RW 02, modus operandi Kar dan Mun, menawarkan kios dan los yang ada di pasar Piji. Terjadilah kesepakatan. Sejumlah pedagang membayar tunai dan dua perempuan itu memberikan kuintansi.

Namun kenyataannya  kios dan los yang dijanjikan tidak erwujut. Pedagang meminta kembali uangnya, tapi sampai dengan  Kamis siang (12/1/2023) samasekali belum dikembalikan.Kar selama ini dikenal sebagai wartawan dan Mun sebagai “makelar”

Pengaduan tertulis tersebut  sudah diterima Polres Kudus per 15 Desember 2022. Dengan  bukti “ surat tanda  terima pengaduan” yang ditanda-tangani Iptu Friman Abid, atas nama Kasat Reserse Kanit II Tipisus  Polres Kudus.

Sedang Halimah Mirati, atau lebih akrab dipanggil Hajah Mir, yang paling banyak uangnya beralih ke tangan penipu. Perempuan berkacamata ini juga untuk sementara “nomboki” lebih dahulu kepada  pedagang lainnya.

“Meski saya tidak menerima sepeserpun uang dari teman teman yang diberikan kepada oknum penipu. Tapi secara moral saya tidak tega. Saya  memang yang menunjukkannya ( teman teman pedagang). Tapi saya sendiri juga jadi korban dan jumlahnya paling besar,” tegasnya.

Vulgar.
Kasus dugaan p dan atau penggelapan tersebut cukup vulgar, karena dari tujuh oknum , empat diantaranya  yang diduga melakukan penipuan ini membubuhkan identitas lengkap dalam surat pernyataan dan kuintansi diatas meterai.

Foto copy yang diperoleh Dupanews rinciannya : tiga surat pernyataan dan 21 kuintansi bermeterai.  Melibatkan oknum wartawan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga bantuan hukum/ pengacara, pensiunan pendidik dan penjual jasa  di bidang keuangan.

Tiga surat pernyataan itu ditulis pada 10 Januari 2020,  14 Februari 2020 dan yang satu hanya terbaca 14/2020. Diantaranya tertulis nilai uang Rp 60 juta, Rp 25 juta, Rp 256 juta dan nama okum penerima uang.

Sedang 21 kuintansi , 10 diantaranya ditanda tangani seorang perempuan dengan nilai sekitar Rp 79 juta.Lalu 8 kuintansi juga ditanda-tangani perempuan, nilainya lebih dari  Rp 141 juta. Satu kuintansi senilai Rp 22 juta, Rp 9 juta dan Rp 13 juta. (Sup)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top