Enceng Gondok Mengganas di Kudus. Dibasmi Atau Dimanfaatkan


Teks foto : Enceng Gondok di Sungai JU I  perbatasan Mejobo- Undaan Kudus Foto Sup. Perahu penghancur enceng gondok di Lamongan Jatim Foto istimewa. Hasil kerajinan tangan dari bahan baku enceng gondok di Ungaran Semarang Foto istimewa.

Kudus, SGN.com- Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah berniat melakukan pendampingan-pelatihan memanfaatkan  enceng gondok menjadi barang kerajinan bernilai lebih. Terutama pada warga pedesaan di Kudus yang terdampak banjir belum lama ini, serta wilayahnya banyak ditumbuhi enceng gondok.

Dan sebelum tahun 2010,  sudah ada seorang warga Desa Langgar Dalam Kecamatan Kota Kudus, yang lebih dahulu  “mengolah” enceng gondok menjadi aneka jenis produk kerajinan. Terutama aneka jenis tas dan  sandal yang dipasrkan di sejumlah hotel berbintang di Yogja dan kota besar lainnya. Tetapi kandas entah kenapa.

Sementara itu, rmah produksi kerajinan eceng gondok, Bengok Craft dari Desa Kesongo, Tuntang ketiban rezeki. Setelah mengikut pameran dagang Moda En Madrid (Momad) di Madrid, Spanyol pertengahan September lalu, ada pesanan 2 ribu pasang sandal serat alami.“Pesanan akan dikirim saat musim panas di Eropa, sekitar awal tahun depan. 

Produk ini satu-satunya sandal berbahan serat alami yang diminati pembeli di sana,” kata pemilik Bengok Craft, Firman Setyaji  di Bazar UMKM, dalam rangkaian Gedongsongo Travelmart, di halaman rumah makan GMME, Selasa (27/9/2022).

Menurutnya, nilai pemesanan produk itu mencapai 10 ribu Euro. Jika dikurskan, sekitar Rp146 juta lebih.Untuk memenuhi pesanan itu, Firman berencana menambah pekerja di bengkel kerjanya, di Desa Kesongo. Seorang pekerja, rata-rata mampu menyelesaikan 100 pasang sandal per bulan.
Disampaikan, anyaman eceng gondok kering sempurna yang kuat, akan mempengaruhi keawetan sandal itu. Firman menjamin, sandal buatannya awet sampai setahun untuk penggunaan luar ruang (outdoor). Sedangkan untuk pemakaian dalam ruangan, bisa tahan sampai tiga tahun.

Usai di Madrid, Firman mengaku, dirinya juga ditawari ikut pameran dagang di Turki pada Oktober mendatang. Produknya dinilai sudah lolos uji dan dianggap layak jual di pameran internasional. Namun, belum ada sponsor yang bersedia mendukung keberangkatannya ke mancanegara itu.

Enceng Gondok (Eichhornia crascipes),   salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Kali pertama ditemukan,  Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil.

Eceng gondok mengandung kalori, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan zat besi. Sebanyak 70% dari bagian tanaman ini dapat dikonsumsi namun tidak banyak yang mengetahuinya. Eceng gondok juga mengandung vitamin yang dapat membantu membuat tubuh menjadi lebih sehat. 

Vitamin yang terdapat dalam tanaman ini adalah Vitamin A, B1, dan C Di Kudus  sudah cukup lama  mengganas , yaitu di sebagian besar sungai di Kudus. Terutama di wilayah Kecamatan Jekulo, Mejobo, Undaan, Jati dan Kaliwungu.

Akibatnya, tidak hanya mengganggu aliran air sungai, tetapi juga dijadikan sarang hama tikus. Termasuk menjadi penghambat utama bagi nelayan dan para pemancing ikan.

Sedang menurut Pengamat Tata Kota Nirwono Joga : eceng gondok memicu pendangkalan sungai dan mematikan ikan serta hewan sungai lainnya. Sebab, tanaman menutup rapat sirkulasi udara dan cahaya ke dalam air. Selain menyerap polutan, tanaman tersebut akan mengendapkan lumpur sehingga mempercepat pendangkalan sungai.

Enceng gondok juga berpotensi memicu banjir , karena aliran kali akan tertahan dan meluap sehingga mengakibatkan banjir."Jika menggunakan eceng gondok harus dikendalikan pertumbuhannya karena tanaman ini cepat sekali berkembangnya, sehingga kalau tidak dikendalikan dalam waktu singkat seluruh kali bisa tertutup eceng gondok, apalagi di musim hujan pertumbuhannya akan lebih cepat lagi," ucapnya.

Sedang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI mengklaim terus berkomitmen untuk menangani pembersihan tanaman eceng gondok sebagai bagian dari restorasi danau Rawapening yang ada di Kabupaten Semarang.” Oktober 2017, kami akan tambah 4 unit mesin harvester. 
Jadi, nanti totalnya ada 6 unit. Sebelumnya sudah ada 2 unit yang digunakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk mengangkat gulma air di Rawapening,”  ujar  Menteri PUPR RI Basuki. Rawapening secara bertahap dibersihkan dari eceng gondok dan dijadikan salah satu daerah tujuan wisata.

Sementara warga Desa Tiwet Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan Jawa Timur pada awal Februari 2022, berhasil membuat dan mengoperasikan perahu penghancur enceng gondok yang hanya menghabiskan biaya Rp 35 juta.

Perahu  ini bentuknya lain tidak seperti bentuk perahu pada umumnya.Selain baling-baling di bagian buritan, 2 baling-baling lainnya juga nampak di bagian depan perahu. Tidak hanya satu, perahu eceng gondok ini mempunyai 2 mesin. 

Satu mesin untuk baling-baling sebagai penggerak perahu sedangkan satu mesin diesel lagi yang lebih besar berada di tengah-tengah perahu. Mesin diesel yang lebih besar ini disambung dengan 2 baling-baling tajam yang berada di depan perahu yang berfungsi sebagai penghancur eceng gondok.(Sup).
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top