Kudus, SGN.com-Baru ini kali , dalam dua-tiga tahun terakhir jumlah peziarah dan pengunjung di komplek Masjid Menara Makam Sunan Kudus ( M3-SK) sepanjang Minggu (25/12/2022) cukup padat. Lebih dari 100 bus antar kota/kabupaten-provinsi, memadati lokasi parkir di terminal Bakalan Krapyak dan mengangkut lebih dari 2.000 penumpang dari berbagai kabupaten/kota, untuk berziarah serta mengujungi komplek M3-SK tersebut.
Melimpahnya peziarah dan pengunjung tersebut diduga karena bersamaan libur nasional dalam rangka natal dan tahun baru 2023. Serta situasi dan kondisi nasional yang nyaris terbebas dari ancaman maut Covid-19, sehingga warga lebih leluasa untuk berpergian. Banyak peziarah-pengunjung yang tidak memakai masker.
Dengan jumlah peziarah dan pengunjung yang demikian banyak, menjadikan semua pedagang kaki lima (PKL) yang berada di komplek terminal wisata Bakalan Krapyak dan seputar M-3SK “ketiban rejeki”. Begitu pula ratusan pengojek dan fotografer amatir di depan menara-masjid Al Aqsa. Termasuk para juru parkir.
Situasi sepanjang rute ojek terminal Bakalan Krapyak- M3-SK, seputar perempatan Jember, perempatan Menara, sebagian jalan Sunan Kudus kondisi lalulintasnya cukup padat. Apalagi salah satu komplek pertokoan/perbelanjaan Ada- seputar pasar Jember juga dijejali pengunjung.
Meski belum 100 persen penataan ulang bekas komplek pasar lama/taman menara belum selesai, namun kondisinyanya yang kini cukup terbuka dan “dekorasi” bangunan di bawah pohon beringin, juga mulai menarik perhatian peziarah-pengunjung.
Hanya saja dalam situasi seperti ini malah dimanfaatkan banyak pengemis yang sering terlihat cukup mengganggu aktvitas peziarah-pengunjung. Meski keberadaan mereka sebenarnya dilarang sesuai peraturan daerah.
Selain komplek M3-SK, berdasarkan pantauan Dupanews, seluruh tempat wisata di Kabupaten Kudus dipenuhi pengunjung. Seperti komplek hutan pinus kajar (Pijar), komplek makam-masjid Sunan Muria, tempat wisata Desa Colo, Japan, Rahtawu, Tanjungrejo dan bendungan Logung. “Kami sudah mempersiapkan lebih dini. Terutama tempat wisata Cengkir Manis” tutur Kepala Desa Tanjungrejo, Christian Rahadiyanto.
Begitu pula kesiapan pengelola dan pemerintahan desa Rahtawu Kecamatan Gebog. “Terutama antisipasi terhadap datangnya curah hujan yang tidak menentu. Mengingat kawasan wisata dan kawasan wilayah desa kami cuku rentan terhadap bencana “ tambah Kades Rahtawu, Rasmadi.
Sedang Mantri/Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) Ternadi, Nur Hamid yang ditemui terpisah menjelaskan obyek wisata air terjun Montel di Gunung Muria Desa Colo untuk saat ini belum banyak dikunjungi wisatawan, karena cuaca ektrim. Sementara komplek Taman Krida, Taman GOR Wergu Wetan masih lumayan dikunjungi warga.(Sup)