Kudus Memasuki Puncak Hujan. Waspadalah!

teks foto :  salah satu areal yang kebanjiran. Tanah longsor di Kudus . Foto : istimewa

Kudus,SGN.com- Wilayah Kabupaten Kudus dan sekitarnya nampaknya mulai memasuki puncak musim hujan. Antara lain ditandai dengan curah hujan per Senin (26/12/2022) sudah mencapai 127 milimeter (mm)/hari. Bahkan dalam beberapa hari terakhir mulai meningkat“ Saya mengamati dari  stasiun pengamatan  klimatologi  di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus .

Oleh karena itu kita semua harus  waspada. Terutama bagi warga yang berdomisili  di daerah rawan bencana” tegas Kepala Kesehatan Keselamatan Kerja, Kebencanaan, dan Lingkungan Universitas Muria Kudus,(UMK) Hendi Hendro, Sabtu ( 31/12/2022).

Berdasarkan laman bmkg.go.id/cuaca menunjukkan jumlah curah hujan dalam satuan milimeter. Satu milimeter hujan berarti air hujan yang turun di wilayah seluas satu meter persegi akan memiliki ketinggian satu milimeter jika air hujan tidak meresap, mengalir, atau menguap.

Sedang ambang batas nilai yang digunakan untuk menentukan intensitas hujan : 0 mm/hari (abu-abu) : Berawan.0.5 — 20 mm/hari (hijau) : hujan ringan, 20 — 50 mm/hari (kuning) : hujan sedang, 50 — 100 mm/hari (oranye): hujan lebat, 100 — 150 mm/hari (merah) : hujan sangat lebat, dan >150 mm / hari (ungu) : hujan ekstrem.

Dan menurut catatan SGN.com  banjir besar yang melanda Kabupaten Pati,Kudus, Grobogan, Demak dan sebagian Jepara pada tahun 1993, antara lain disebabkan tingginya curah hujan di lima kabupaten tersebut, yang turun sepanjang hari. Kemudian diperparah dengan kondisi air Lsut Jawa yang tengah pasang. Akibatnya aliran air-banjir dari daratan  menuju Laut Jawa tertahan.

Kondisi saat ini mirip sama dengan yang terjadi pada tahun 1993, haya saja pembedanya  intensitas curah hujannya masih sporadis dan masih dalam status hujan lebat. “ Meski demikian semua pihak sebaiknya meningkatkan kewaspadaannya”  tambah Hendri Hendro. 

Menurut Pusdalops BPBD Kab. Kudus,Sabtu,31 Desember 2022, pukul 18.00WIB banjir  melanda wilayah Kecamatan Jati, Undaan dan Kaliwungu.Kondisi sungai Kencing Kecamatan Jati meluap dan mengakibatkan  4.200 jiwa penduduk Desa Jati Wetan, Jetis Kapuan dan Desa Tanjung Karang terdampak. Ditambah menggenagi  areal persawahan seluas 148 hektar. 

Sedang ketinggian air di pemukiman berkisar antara 20-70 centimeter Lalu di wilayah Kecamatan Undaan : sungai Juana Satu (JU1) melimpas ke Desa Ngemplak, Karangrowo, Wates dan Desa Undaan Lor. Air menggenangi areal pemukiman yang dihuni sekitar  4900 jiwa. Dengan ketinggian air di pemukiman berkisar  20-60 centimeter,  persawahan seluas 375 hektar.
Wilayah Kecamatan Kaliwungu : sungai Gelis melimpas ke Desa Setrokalangan yang berpenduduk  sekitar 2.000 jiwa atau 400 kepala keluarga. Adapaun sawah yang tergenang seluas 148 hektar.

Adapun jumlah pengungsi di Balai Desa Jati Wetan tercatat 206 jiwa , atau  48 kepala keluarga , di Gereja GKMI  Tanjung Karang  15 jiwa/ 4 kepala keluarga  dan di  Desa Setrokalangan 48 kepala keluarga.

Pusdalop BPBD Kudus juga mencatat :  saat ini debit Sungai Wulan masih terus meningkat. Terjadi genangan air sepanjang 300 meteran di sepanjang Jalan Kudus-Purwodadi dengan ketinggian air sekitar 20 centimeter,  menyebabkan kemacetan lalulintas. Jalan masuk Desa Karangrowo juga tergenang air setinggi 20centimeter.

Selain itu juga terjadi tujuh titik  tanah longsor , yang tersebar  di Dukuh Semliro Desa Rahtawu di RT01/RW 04,  di Jalan Rahtawu-Menawan RT/04 RW03 dan  di Jalan Rahtawu-Menawan Dukuh Krajan RT03/RW01, di Jalan Desa Dukuh Nogosari Desa Menawan RT04 RW05 Kecamatan Gebog.

Dan udian di Kecamatan Dawe di Dukuh Pendem Desa Ternadi RT 05/ RW02.  Tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian ini,namun banyak akses jalan warga yang tertutup timbunan material longsor.(Sup)
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top