MOLOR: Pembangunan gedung lantai tujuh RSUD Djojonegoro terjadi keterlambatan penyelesaian. Sejumlah item bangunan belum dikerjakan dengan prosentase baru menyentuh 80 persen menjelang akhir bulan November 2022. Foto: Hery Setyadi
Temanggung, SGN.com - Pembangunan gedung penunjang layanan RSUD Djojonegoro Temanggung dipastikan mengalami keterlambatan. Beberapa bagian pekerjaan gedung tujuh lantai tersebut, masih porak-poranda. Instalasi, lantai, dan lift belum terlihat dikerjakan, Selasa (22/11).
Proyek yang menelan biaya Rp. 46 miliar lebih tersebut disebutkan seharusnya diselesaikan selama 280 hari masa pekerjaan. Sejak bulan Maret 2022 lalu, proyek di-groundbreaking. Sedianya, pembangunan rumah sakit itu untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Tembakau yang selama ini masih belum maksimal.
Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo bahkan baru-baru ini menyidak proses pekerjaan proyek dan menemukan banyak hal yang terbengkelai. Direktur RSUD dr Tetty Kurniawaty Sp. S, M.Kes yang hendak ditemui wartawan SGN.com enggan memberikan keterangan dan memilih diam. Tetty mengaku sibuk rapat dengan Bank Jateng.
Wabup Bowo merasa kecewa karena pembangunan proyek dinilai lambat. Wabup terkejut melihat proyek pembangunan gedung penunjang layanan di RSUD Temanggung terlambat dari target yang direncanakan. Kekecewaannya ia sampaikan ke pelaksana proyek. Keterlambatan pembangunan dikhawatirkan membuat proyek tidak selesai saat kontrak berakhir.
Sementara itu pelaksana proyek menjelaskan keterlambatan terjadi karena sejumlah item pekerjaan dilakukan di luar lokasi proyek. Ia berjanji akan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Gedung yang sedang dibangun tersebut, antara lain untuk parkir, instalasi sanitasi, pemulasaraan jenazah, gedung farmasi, instalasi gizi, dan gedung arsip dan aset.
Temuan lain, terlihat pekerja tidak memperhatikan keselamatan kerja seperti tidak memakai helm, sepatu kerja dan kaus tangan kerja maupun saat mengelas tidak memakai kacamata standar. (Hery S)