Kudus, SGN.com — Pada umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal kacang tanah dan kacang panjang. Namun baru sekitar satu-dua tahun terakhir muncul nama baru kacang sacha inchi, atau incha inchi, atau kacang gunung(Plukenetia volubilis-Linneo ) dan sudah dikomsumsi suku Incha sejak 3.000 tahun lalu.
Merupakan tumbuhan asli dari wilayah Amazon, termasuk wilayah Peru.Hutan tropis Amazon Amerika Selatan dikenal sebagai pusat keaneka-ragaman hayati terpenting di dunia. Dan dalam beberapa bulan terakhir mulai dikembangkan Sucipto (54), warga Desa Ternadi RT 02/RW/02 Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. “Satu kilogram biji dalam kondisi kering harganya Rp 15.000,-. Dan mengandung Asam linolenat (Omega-3) dan asam linoleat (Omega-6).
Daunnya mengandung antioksidan dan dapat dimakan sebagai sayur ataupun diolah sebagai teh Lalu berdasarkan Studi ilmiah menunjukkan sacha inchi adalah tanaman penghasil minyak nabati terbaik karena komposisi dan kualitas gizinya yang tinggi. Sehingga harganya jauh lebih mahal ” ujarnya saat berbincang di kebun belakang miliknya Sabtu sore (5/11/2022).
Di tengah perbincangan itu juga muncul seorang warga yang ternyata tertarik untuk ikut menanam jenis kacang baru tersebut. Dan kemudian Sucipto memberikan beberapa pohon yang siap tanam dalam sebuah kardus ukuran sedang. “Tidak saya jual belikan. Bagi tetangga yang berminat silahkan datang dan ambil. Saya memang bermaksud sebagian besar warga Desa Ternadi mau menanamnya. Selain mudah ditanam, nyaris tidak butuh perawatan, nyaris tidak ada hama yang menyerang. Lalu bisa menjadi sumber penghasilan harian yang lumayan besar,” tambahnya.
Menurut suami dari Mubayanah dan empat orang anak ini, beberapa pohon kacang sacha inchi yang telah ditanam tumbuh dengan subur. Merambat ke sejumlah pohon-ranting lainnya. Bahkan sudah terlihat banyak buahnya yang berwarna hijau segar. “ Berbentuk seperti bintang atau belimbing bermata 4, 5, 6, 7 atau 8. Setelah dipanen isi buahnya kehitaman.
Tumbuhan ini mulai berbunga pada umur 3-4 bulan dan panen perdana pada umur 7-8 bulan. Setelah itu bisa dipanen setiap hari, karena tidak seperti tanaman lainnya. Tumbuhan ini tumbuh seumur hidup,” ujar Sucipto sembari menunjukkan bunga, buah yang masih hijau, buah yang telah siap panen dan biji kering yang telah dihasilkan.Sucipto mengaku budidaya kacang incha inchi hasil uluran tangan temannya — komunitas petani dari daerah lain.
Kemudian “dipraktekkan” di halaman belakang rumahnya yang sudah dipenuhi tanaman jeruk pamelo, kopi, sawo, alpukat dan lainnya. Sedang di lantai atas rumahnya yang lantai dasarnya sejajar dengan jalan/gang desa dijadikan warung dan sebagian lagi tempat hasil pembenihan kopi dan kacang incha inchi. “ Ternyata mudah kok. Semua warga pasti bisa. Hanya saja untuk menumbuhkan kesadaran warga untuk berbudidaya di komoditas kacang incha inchi dan kopi masih butuh waktu. Saya berusaha.” terus untuk memberi contoh dan bukti konkrit” ujarnya lagi.(Sup)