Jakarta, SGN.com- Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) yang merupakan sentra produksi beras nasional, dipastikan hingga akhir tahun 2022 surplus produksinya.
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Indri Nurseptiorini , stok beras hingga akhir Oktober 2022 mencapai 374.000 ton, sehingga surplus sekitar 1,3 juta ton. Padahal di Kabupaten Sragen, Sukoharjo, Pemalang, Klaten dan Pati hingga akhir Desember masih terjadi panen. “Jadi masyarakat di Jawa Tengah, tidak perlu khawatir kekurangan beras.” tuturnya, Dia menambahkan : realisasi panen dari Januari - September di Jawa Tengah tercatat seluas 1.484.764 hektar dengan produksi 8.238.177 ton gabah kering giling (GKG), atau setara beras 4.712.978 ton beras. Sedang kebutuhan beras “hanya” 3.411.989 ton sehingga surplus 1.300.989 ton.
Lalu menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Dadang Hidaya,yang mengutip data sementara BPS 2022 : produksi padi September- Desember 2022 diperkrakan mencapai 2.695.000 ton gabah kering giling.Atau setara dengan 1.556.000 ton beras."Bila jumlah penduduk Jawa barat saat ini berdasarkan data BPS tahun 2020 sebanyak 49.935.858 orang dengan tingkat konsumsi beras berdasarkan data Dusenas DKPP Jawa barat tahun 2021 maka kebutuhan beras rakyat Jawa barat sebanyak 1.377.897 ton," ujarnya di Bandung, Sabtu (6/11/2022).
Dengan kondisi produksi atau ketersediaan beras tersebut, Provinsi Jabar masih surplus beras sebesar 178.883 ton beras. Dan sampai dengan minggu ke-4 Oktober 2022, sebaran beras hampir di semua kabupaten kota serta terdapat juga stok sebanyak kurang lebih 10 persen yakni di penggilingan 13.269,97 ton dan pedagang sebanyak 2.698,23 ton sehingga total stok di penggilingan dan gudang pedagang sebanyak 15.968,19 ton."Selain stok di penggilingan dan gudang pedagang tentunya beras Jawa barat juga tersebar dan tersimpan berupa stok di rumah tangga," tegas Dadang.
Ia menambahkan, beras Jabar juga banyak yang terdistribusi ke wilayah luar daerah. Terutama DKI Jakarta karena selama ini yang sudah berjalan produksi dan pengolahan dilaksanakan di kabupaten/kota Jawa Barat setelah jadi beras keluar dari Jawa Barat, sedangkan harga sampai dengan saat ini rata-rata gabah kering panen sebesar Rp 4.800 perkilogram.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sulsel, M. Syarifuddin mengatakan produksi beras di Sulsel sesuai dengan data BPS terakhir angka sementara surplus 2,08 juta ton di tahun 2022 ini.Sementara bulan September sampai Desember 2022, untuk stok beras berjumlah 1.551.735 ton beras, yang tersebar di 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan,
Sedangkan iklim di Sulsel terbagi tiga yakni iklim sektor barat, sektor timur dan sektor polarian, masing berbeda beda karena setiap tahun Sulawesi Selatan bisa dipastikan ada tanam ada panen."Selanjutnya Sulawesi Selatan telah memasok beras pada 27 provinsi mulai dari Aceh sampai ke Papua. Pasokan melalui beberapa pelabuhan besar dan ada juga yang melalui pelabuhan rakyat," ujarnya.(Sintani/Sup)