Gasik, Kudus 4 Negri, Kamboja di Malam Jumat

Kudus,SGN.com — Bupati Kudus Hartopo pada awal 2021 meluncurkan “program” Gerakan Aman Sehat Indah Kreatif (Gasik). Tapi sudah satu setengah tahun terakhir samasekali tidak terdengar gaungnya. Kemudian dimunculkan Kudus 4 (empat) negeri. Tapi lagi lagi  suaranya nyaris tidak terdengar. Dan pada bulan November 2022 ini bakal “meratakan “Taman Menara — menjadi semacam “panggung” budaya.

Ketika “program” Gasik  dicanangkan, orang nomor satu di Kota Kretek tersebut langsung  meninjau makam/ kuburan Kaliputu, Ploso dan Bakalan Krapyak. Tiga kuburan ini menjadi sasaran utama dalam mentrapkan Kudus Gasik. Mengingat lokasinya yang sangat strategis dan tergolong kuburan dengan areal yang cukup luas.
Kesan angker tercermin dari banyaknya pohon kamboja yang berada di dalam komplek kuburan. Setiap hari sebagian daun dan bunganya berguguran. 

Tidak ada petugas yang nyaponi, sehingga menjadi sampah. Kemudian muncul rumput ilalang dan sebagainya. Letak makam pun sangat tidak teratur. Setiap kali ada prosesi kematian- penguburan atau saat bersih bersih kubur, peziarah terpaksa menginjak-menyenggol pusara dan patoknya.  “Coba dibuat jalan — paving. Pasang lampu penerangan” ujar Hartopo saat meninjau  ke tiga kuburan tersebut.
Entah mengapa kunjungan itu tidak dilanjuti. Namun yang pasti selama dua-tiga hari terakhir saat Dupanews.id  menyambangi tiga kuburan memang samasekali tidak ada perubahan. Kecuali sebagian besar pohon kamboja yang mendominasi areal pemakaman mulai berbunga. Bunganya putih bersih yang di bagian kelopaknya berwarna kekuningan.

Pada malam Jumat ( 10/11/2022) yqng kebetulan bertepatan dengan Hari Pahlawan, bunga kamboja itu nampak kontras dengan daunnya dan lebatnya rerumputan hingga  sampah daun.
Bunga kuburan.

Kamboja dikenal sebagai bunga kuburan. Sedang pohon Kamboja dengan nama famili Plumeria ini adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika Tengah.Nama Plumeria ditetapkan untuk menghormati Charles Plumier, seorang pakar botani asal Prancis yang pertama kali meneliti tanaman ini.Bibit pohon ini akhirnya menyebar ke berbagai daerah tropis untuk ditanam. Sebab mudah ditanam dan mampu berkembang pesat jika memperoleh sinar matahari secara langsung minimal selama enam jam.

Dicuplik dari plantcaretoday.com, bunga kamboja memiliki berbagai variasi warna yaitu, putih, kuning, merah muda dan ungu.Umumnya mahkota bunga ini berjumlah lima, namun berjumlah empat atau enam termasuk langka dan cenderung dipercaya memiliki energi gaib oleh masyarakat sekitar.

Dan hal yang menarik dari  pohon kamboja ini akan merontokkan bunganya bahkan sebelum layu, dalam kondisi masih menyimpan bau wangi yang optimal dan menebar ke seputarnya. Selain itu, jasad dalam kuburan akan membusuk secara organik dan membuat tanahnya brubah subur. 

Karakteristik pohon kamboja sangat membutuhkan pemupukan intens dan kuat untuk bisa terus hidup dan berbunga.Sehingga siklus pohon kamboja ini sangat cocok dengan  karakteristik tanah makam atau kuburan Dibandingkan menanam pohon berbuah yang malah akan menambah bau saat membusuk atau bunga yang rontok saat layu Pengganti Kamboja. 

Guna menghilangkan kesan angker yang bermuara dari banyaknya pohon kamboja- juga disebut bunga kubur, maka langkah awal yang tidak banyak mengeluarkan biaya adalah menebangi pohon tersebut digantikan dengan pohon — bunga baru yang sangat banyak jenis ragamnya.
Namun jika merunut pada flora identitas Kabupaten Kudus yaitu pohon Jambu Bol  atau juga biasa disebut jambu Dersono.  Dan sekarang nyaris punah, bisa menjadi pilihan awal untuk kembali menghidupkan serta mengembangkan biakkan flora ini.

Harga buahnya yang jika telah tua dan matang berwarna merah tua, rasanya manis, daging empuk, saat ini mencapai Rp 50.000 per kilogram. Termasuk salah satu jenis buah dengan harga tinggi. Bisa diselingi dengan tanaman berbunga seperti kenanga dan kanthil, yang cukup banyak nilai lebihnya. Di sela sela tanaman itu bisa disisipkan banyak sangkar burung- khususnya burung Cucak Hijau yang termasuk fauna-satwa identitas Kabupaten Kudus.

Penataan hingga bunga-pohon siap saji  semuanya punya nilai-kelebihan sendiri, Bupati Kudus atau tim 17 Kudus Gasik, bisa meminta bantuan-partisipasi dari Divisi Penghijauan PT Djarum yang memiliki semua itu.
Tidak hanya terbatas untuk merombak kesan angker dari sebuah kuburan, tetapi juga mampu merombak wajah kota Kota Kretek. 

Salah satu dari sekian buktinya ketika menghijaukan tepi jalan raya sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Sejauh 1.000 kilometer yang menghubungkan Anyer Banten (Jabar )- Pamanukan Situbondo (Jatim) atau dikenal jalan raya Daendels. Sosok Gubernur Jendral “orang” Belanda yang membangun jalan ini pada tahun 1885.(Sup)
Tags

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top